eXtensible Business Reporting
Language
(XBRL)
Pengantar
Teknologi Sistem Informasi Akuntansi
Oleh:
Wanda Anindita
27211355
SMAK05
Universitas
Gunadarma Simatupang
Gedung Graha
Simatupang Tower IA, Jalan Letjen TB Simatupang, Kavling 38, Jakarta 12540
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan Karunia-Nya
penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “eXtensible Business Reporting Language (XBRL)”.
Pada kesempatan ini,
penulis dengan penuh kerendahan hati mengucapkan rasa hormat dan terima kasih
kepada Dosen Mata Kuliah Pengantar Teknologi Sistem Informasi Akuntansi, Bapak
Dr. Untara,
serta kepada Teman-teman di SMAK 05 Universitas
Gunadarma yang selalu mendukung dan membantu penulis dalam pembuatan makalah
ini.
Penulis berusaha keras
agar pembuatan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi salah satu
sumber referensi bacaan yang bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata, perkenankan
penulis mengutip pepatah lama yang berbunyi “Tiada gading yang tak retak”.
Penulis hanya manusia biasa yang menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah
ini jauh dari sempurna dan untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan
yang ada. Penulis selalu terbuka untuk seobyektif mungkin terhadap segala
kritik serta saran yang membangun guna perbaikan makalah ini.
Jakarta,
Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Penulisan
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian XBRL
2.2 Sejarah XBRL
2.3 Manfaat XBRL
2.4 Penggunaan XBRL di
Indonesia
2.4.1 Taxonomy Initiative Program
2.5 Cara Kerja XBRL
2.6 Contoh Kasus Penggunaan XBRL
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Penulisan
Dalam
beberapa dekade terakhir ini teknologi semakin berkembang pesat. Perkembangan
teknologi ini telah membawa perubahan bukan hanya dalam pola pikir masyarakat,
tetapi juga cara bisnis suatu perusahaan dan bagaimana informasi dipertukarkan.
Kemajuan teknologi informasi khususnya internet ditandai dengan meningkatnya
jumlah pengguna internet di indonesia. Pada tahun 2010 total pengguna internet
adalah 45 juta orang dan meningkat menjadi 50 juta orang pada semester pertama
tahun 2011. Indonesia juga turut serta menyumbang jumlah pengguna internet
dunia yaitu sebesar 8,5%.
Dalam
dunia bisnis, laporan keuangan adalah salah satu informasi yang menggambarkan
sejauh mana kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan juga dapat
mengkomunikasikan kepada para investor, kreditor, pihak manajemen, dan semua
pihak yang menggunakan laporan keuangan (stakeholder)
tentang bagaimana kondisi suatu bisnis. Selain itu, laporan keuangan juga
merupakan aspek yang dipertimbangkan untuk mengambil sebuah keputusan baik oleh
pihak investor, kreditor, maupun pihak manajemen (stakeholder). Penelitian yang dilakukan oleh Cheng, Lawrence, dan
Coy (2000) dalam Howard Davey dan Kanya Homkajohn (2004) menyatakan bahwa 32
(80%) perusahaan dari 40 perusahaan yang ada di Thailand sudah mempunyai websites dan 70 % sudah menyampaikan
laporan keuangannya pada websites.
Penelitian lain yang dilakukan di Inggris yang melakukan survey top 100 Fortune Global pada 500
perusahaan menunjukkan bahwa 89 % sudah mempunyai websites.
Penelitian
yang dilakukan oleh Jones dan Xiao (2003) menduga bahwa internet akan
mempercepat penyampaian informasi non-finansial pada waktu mendatang seperti
informasi lingkungan, informasi sosial, dan juga perusahaan pemerintahan bahkan
informasi kualitatif. Bahkan pada tahun 2010, diduga bahwa pelaporan keuangan
dengan menggunakan internet akan lebih tepat waktu dan menjadi real time reporting.
Ada
dua permasalahan utama yang masih dihadapi oleh perusahaan dalam penyajian
laporan keuangannya yaitu pada proses pengelolaan data dan pendistribusian
informasi. Integrasi data dan kompabilitas sistem merupakan permasalahan yang
sering dialami dalam mengolah data akuntansi. Sedangkan dalam hal
pendistribusiannya, kebutuhan pengguna yang beragam terutama yang berkaitan
dengan format penyajian laporan keuangan, mengharuskan perusahaan untuk
menyajikan laporan keuangan lebih dari satu format.
Pemanfaatan
teknologi dalam laporan keuangan perusahaan dianggap sangat penting. Karena
tanpa hal tersebut, belum tersedia sistem yang terotomatisasi, sehingga masih
memerlukan input data secara manual dan berpotensi terjadinya kesalahan (time-consuming and error-prone), belum tersedia
ketetapan format yang terstandar (format laporan tidak seragam: PDF, Excel, ataupun Word), belum tersedia alat validasi secara otomatis, sehingga
menurunkan kualitas informasi, dan belum tersedia alat untuk melakukan analisis
laporan (analysis tools).
Perkembangan teknologi internet
yang baru, XBRL, dapat secara mendasar mengubah cara bisnis tentang pemberian
informasi kepada investor, pasar dan regulator, dan bagaimana masing-masing
kelompok pemangku kepentingan membuat keputusan yang lebih tepat. XBRL juga dianggap
memiliki dampak yang signifikan terhadap akuntansi dan pengauditan. Oleh karena
pentingnya XBRL ini, maka dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai XBRL dan
contoh kasusnya dalam perusahaan.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa
itu XBRL?
2. Seperti
apa sejarah XBRL?
3. Apa
manfaat menggunakan XBRL?
4. Seperti
apa penggunaan XBRL di Indonesia?
5. Bagaimana
cara kerja XBRL?
6. Seperti
apa contoh kasus penggunaan XBRL pada perusahaan?
1.3
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
masalah-masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengertian XBRL.
2. Untuk
mengetahui sejarah XBRL.
3. Untuk
mengetahui manfaat penggunaan XBRL.
4. Untuk
mengetahui penggunaan XBRL di Indonesia.
5. Untuk
mengetahui cara kerja XBRL.
6.
Untuk mengetahui contoh
kasus penggunaan XBRL pada perusahaan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian XBRL
XBRL merupakan singkatan dari eXtensible Business Reporting Language dan
merupakan 'keluarga' dari bahasa programming
XML (eXtended Markup Language). XBRL
merupakan bahasa XML yang dibuat secara khusus untuk kepentingan bisnis.
Struktur XBRL mirip dengan bahasa XML. Namun fungsi XBRL lebih baik daripada
XML karena XBLR mampu menampung kebutuhan semantik pelaporan keuangan yang
melibatkan keterkaitan ganda antara satu elemen dengan elemen lainnya dalam
laporan keuangan, serta memiliki fitur extensibilitas yang jauh lebih baik
daripada XML.
XBRL
pada dasarnya merupakan upaya untuk menambahkan suatu deskripsi terstandar (tagging) pada informasi bisnis dan
keuangan (termasuk laporan keuangan). XBRL menerapkan konsep metadata dan
bersifat free standard, dikembangkan
dan diawasi pemanfaatannya oleh XBRL International
Consortium (http://xbrl.org),
suatu lembaga nirlaba internasional.
XBRL
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan sistem pelaporan secara
elektronik. Untuk mempermudah pemahaman, XBRL dapat disamakan dengan pemberian barcode pada informasi atau data,
sehingga akan mempermudah user dalam
membaca laporan, mengelompokkan informasi, dan menganalisisnya secara cepat.
XBRL
seringkali dipahami secara kurang tepat karena XBRL bukanlah suatu merk software atau aplikasi yang akan
menggantikan aplikasi atau sistem yang sudah ada. XBRL bukanlah suatu standar
akuntansi baru dan penerapannyapun tidak memerlukan perubahan standar akuntansi
yang sudah diterapkan di suatu negara. XBRL juga tidak akan merubah format
pelaporan. XBRL juga bukan chart of
accounts dan juga bukan alat translasi chart
of accounts.
2.2
Sejarah XBRL
Pada bulan April 1998, Charlie Hoffman, seorang CPA dengan
perusahaan Knight Vale dan Gregory di Washington memiliki gagasan XML sebagai
cara untuk mengubah pelaporan bisnis. Charlie mulai mengebangkan prototipe dari
laporan keuangan dan jadwal audit yang menggunakan XML. Charlie memberitahu
Wayne Harding, Ketua High Tech Task Force dari AICPA pada bulan Juli 1998
tentang potensi menggunakan XML dalam pelaporan keuangan. Wayne meminta Charlie
untuk memberikan pengarahan ke AICPA High Tech Task Force tentang XML pada
bulan September 1998.
AICPA High Tech Task Force menciptakan “deskripsi produk”
untuk mengusulkan pembentukan set prototipe laporan keuangan menggunakan XML
oleh AICPA (American Institute of Certified Public Accountants).
Keren Waller, CPA, staf AICPA dan anggota dari High Tech Task Force membantu
dalam menciptakan “deskripsi produk” ini. Pada tanggan 2 Oktober 1998, Wayne
Harding mempresentasikan hasil High Tech Task Force ke komite AICPA pada Komite
Organisasi. Sebagai hasil dari presentasi ini, AICPA bertekad untuk mendanai
proyek dalam membuat satu set prototipe laporan keuangan XML.
Pada tanggal 31 Desember 1998, prototipe yang dikembangkan
oleh Charlie Hoffman dan Mark Jewett (Erutech) selesai. Jeffery Ricker (XML
solution) berkontribusi pada prototipe awal. Perusahaan CPA Knight, Vale dan
Gregory, penjamin 50% dari biaya pengembangan prototipe awal. Pada tanggal 15
Januari 1999, prototipe ini telah disampaikan kepada AICPA. Weyne dan Charlie
meyakinkan AICPA bahwa XML adalah penting bagi profesi akuntansi.
AICPA meminta agar rencana bisnis bersiap-siap untuk melihat
kedalam kasus bisnis untuk XML dan khususnya laporan keuangan berbasis XML.
Proyek ini adalah sebuah kode yang dinamai dengan XFRML. Rencana bisnis itu
diciptakan oleh Charlie Hoffman, CPA (Independent BPA), Weyne Harding, CPA
(Great Plains), Eric Cohen, CPA (Cohen Computer Consulting), dan Loius
Matherne, CPA (Direktur TI AICPA).
Pada tanggal 17 Juli 1999, Dewan Direksi AICPA bertekad untuk
mendanai upaya XFRML. Kemudian pada 17 Juli 1999, 12 perusahaan dengan cepat
bergabung dengan bisnis ini bersama dengan AICPA sebagai anggota Komite
Pengarah XFRML. Komite Pengarah awal termasuk: AICPA, Arthur Andersen LLP,
Delloite & Touche LLP, e-konten perusahaan, Ernst & Young LLP, FreeEDGAR.com,
Inc (sekarang Edgar Onmile, Inc), FRx Software Corporation, Great Plains, KPMG
LLP, Microsoft Corporation, Price Weathe Rhouse Coopers LLP dan Woodburn Group.
AICPA mulai melaksanakan rencana bisnis pada tanggal 30
Agustus 1999, ketika mengumumkan bahwa spesifikasi pelaporan keuangan XML akan
dibuat. Charlie Hoffman menciptakan prototipe experimental dari awal XFRML pada
Juli 1999. Prototipe ini selesai pada tanggal 13 Oktober 1999. Laporan keuangan
dari 10 perusahaan diciptakan untuk lebih menguji konsep laporan keuangan berbasis
XML.
Pertemuan pertama Komite Pengarah XFRML berlangsung di kantor
AICPA New York pada 14 Oktober 1999. Nama organisasi itu resmi berubah menjadi
komite pengarah XBRL pada tanggal 6 April 2000. Pada tanggal 31 Juli 2000,
komite XBRL mengumumkan peluncuran pertama dari spesifikasi pertama untuk laporan
keuangan perusahaan-perusahaan AS berbasis XBRL. Keanggotaan dalam komite
pengarah XBRL berkembang menjadi lebih dari 50
entitas, termasuk beberapa organisasi profesi internasional.
2.3 Manfaat XBRL
Secara umum,
manfaat XBRL adalah:
·
Meningkatkan kegunaan sistem
pelaporan keuangan secara elektronik karena fomatnya sudah terstandar sehingga menghasilkan
informasi dan data yang comparable
dan mudah dianalisis. Selain itu, validasi datanya disajikan secara otomatis
sehingga meminimkan terjadinya kesalahan
input.
·
Memudahkan dilakukannya publikasi
laporan,
karena XBRL dapat diolah kembali ke format yang diinginkan seperti PDF, HTML,
Excel, TXT, dan lain sebagainya.
·
Memudahkan akses informasi keuangan terutama untuk investor
internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi.
Investor asing memungkinan dapat melakukan analisis secara mandiri dan
melakukan perbandingan dengan bahasa mereka sendiri.
·
Mempercepat pengambilan keputusan
bisnis.
Karena XBRL menyajikan informasi keuangan secara transparan dan mudah, jadi hal
ini memudahkan penggunanya melakukan analisis serta mempercepat pengambilan
keputusan bisnis.
Manfaat lain
dari XBRL secara rinci adalah sebagai berikut:
·
XBRL menawarkan manfaat utama di semua tahap pelaporan dan
analisis bisnis. Manfaatnya dapat dilihat penggunaannya secara otomasi,
hemat biaya, penanganan lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih akurat
dari data, analisis peningkatan dan kualitas yang lebih baik dari informasi dan
pengambilan keputusan.
·
XBRL memungkinkan produsen dan konsumen dari data keuangan
untuk beralih sumber daya dari proses manual mahal, biasanya melibatkan
perbandingan, perakitan dan re-entry
data. XBRL dibantu oleh software yang
dapat memvalidasi dan memanipulasi informasi XBRL.
·
Manfaat XBRL dapat diperoleh bagi semua yang membutuhkan
untuk mengumpulkan informasi bisnis, termasuk pemerintah, regulator, lembaga
ekonomi, bursa efek, perusahaan informasi keuangan dan sejenisnya, dan mereka
yang memproduksi atau menggunakannya, termasuk akuntan, auditor, manajer
perusahaan, analis keuangan, investor dan kreditur. Di antara mereka yang dapat
mengambil keuntungan dari XBRL termasuk vendor
software akuntansi, industri jasa keuangan, hubungan investor perusahaan
dan industri teknologi informasi.
·
Pengolahan data otomatis. XBRL akan
mengurangi dan menghilangkan kebutuhan karyawan untuk menginput data secara
manual ke dalam aplikasi seperti Excel
untuk mentransfer data ke media elektronik seperti website atau blog. Karena
komputer dapat membaca perintah (tag)
dengan mudah maka tidak perlu lagi menginput data secara manual, karena dengan
menggunakan XBRL untuk mengentri data yang akan dianalisis dengan cepat dan
akan disorot secara otomatis.
·
Pengatur pelaporan keuangan. Pada
bulan Mei 2008, SEC (Securities and Exchange Commission) mewajibkan
semua perusahaan publik untuk menggunakan XBRL untuk mengajukan laporan
keuangan mereka dengan database EDGAR SEC. Hal ini diantisipasi oleh perubahan
yang akan memberikan investor dan instansi pemerintah lainnya dengan
meningkatkan integritas data dan keseragaman. Perubahan ini juga yang
memungkinkan untuk peningkatan transparasi catatan keuangan perusahaan publik
untuk investor. XBRL juga dapat membantu regulator untuk melihat kesenjangan
dalam keuntungan dan kerugian laporan keuangan.
·
Penghematan biaya. Sebelum adanya
XBRL, bahasa pemrograman yang digunakan adalah Hyper Text Markup Language (HTML), yang memiliki perintah (tag) yang sangat rumit. Sebelum
keputusan SEC, perusahaan publik mengajukan laporan keuangan mereka dengan
menggunakan HTML, spreadsheet, atau
PDF yang memungkinkan banyak kesalahan dalam menginput serta lebih lambat. Dan
ini menghabiskan biaya yang mahal untuk mengirim, menerima, memvalidasi dan
mengaudit laporan keuangan. Dengan adanya XBRL diharapkan dapat mengurangi
biaya secara signifikan. Jika biaya ini dipindahkan ke investor, maka
penghematan keuangan yang dihasilkan oleh bahasa pemrograman baru ini dapat
direalisasikan secara luas.
·
Kemampuan multi-bahasa. XBRL dapat
membaca dan memahami data yang dikirim antara berbagai komputer dengan
menggunakan bahasa yang berbeda. Para taksonomi dan perintah (tag) merupakan sistem yang dirancang
untuk dapat dibaca oleh komputer. Software
dan yang memungkinkan perusahaan untuk mentransfer informasi yang ada ke XBRL
cepat dan efisien. Auditor di seluruh dunia dapat meluangkan lebih banyak waktu
mereka untuk meninjau data yang diterima dari negara lain daripada berfokus
pada memvalidasi keakuratan informasi. XBRL juga dapat membaca dan memahami
data yang dikirim menggunakan standar akuntansi ganda.
·
Menghemat waktu. Salah satu manfaat
terbesar untuk diwujudkan dari menggunakan XBRL adalah penghematan waktu. Salah
satu contoh, dulu sebelum adanya XBRL untuk mencari informasi tertentu akan
memakan waktu berjam-jam namun dengan adanya XBRL bisa mendapatkan informasi
dalam waktu persekian detik.
·
Analisis data. User dapat menggunakan perangkat lunak secara otomatis untuk
memvalidasi data yang diterima melalui XBRL. Perangkat lunak ini juga dapat
menganalisa data dan masalah-masalah tingkat tinggi dalam data sehingga auditor
atau akuntan dapat meneliti lebih dalam lagi apa yang mereka kerjakan
sebelumnya. Analisis yang lebih menyeluruh akan membekali para pebisnis untuk
lebih percya diri dalam membuat lapran keuangan yang berdampak pada perusahaan,
pasar modal, dan komutitas global. Selain itu, bank dan lembaga keuangan
lainnya dapat menganalisis aplikasi kredit serta laporan keuangan pinjaman
lebih cepat da lebih akurat yang dapat meningkatkan ersetujuan kredit yang baik
dan secara signifikan dapat menurunkan penerimaan loan kepada peminjam beresiko
tinggi.
2.4 Penggunaan XBRL di Indonesia
Implementasi XBRL di suatu negara memerlukan kerjasama antar
lembaga. Hal ini dikarenakan XBRL bukan hanya memerlukan dukungan teknologi, tapi
lebih dari itu adalah kesiapan standardisasi (taxonomy) dan regulasi yang mengatur pengimplementasiannya. Sebagai
contoh adalah negara Hong Kong yang membangun Preparatory Working Group (PWG)
untuk komunikasi data dan elektronik bisnis dan keuangan. Grup ini bertugas
untuk mengidentifikasi aplikasi regulasi dan bisnis XBRL dalam pengimplementasian
XBRL untuk lingkungan pelaporan keuangan di Hongkong.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa pengembangan dan
implementasi XBRL di suatu negara seharusnya dilaksanakan dengan melakukan
koordinasi dari seluruh partisipan yang terkait dalam Business Reporting Supply Chain.
Hasil dari pelaporan berbasis XBRL, secara otomatis akan
menghasilkan format laporan dalam bentuk Ms Excel,
HTML, PDF, dan XBRL. Seperti yang dikembangkan oleh Deutsche Börse. Berikut
adalah contoh implementasi XBRL dalam pelaporan keuangan secara elektronik.
Dengan mengembangkan sistem pelaporan secara elektronik via
internet serta didukung dengan implementasi XBRL, Bapepam-LK diharapkan dapat
meningkatkan kemampuannya sebagai salah satu sumber informasi dan data keuangan
yang penting dimasa mendatang. Karena saat ini, Badan pengawas pasar modal dan
lembaga keuangan (BAPEPAM dan LK) Departemen Keuangan RI, memiliki peranan
penting yang berkaitan dengan penyampaian pelaporan. Peranannya menjadi sangat
penting mengingat semakin meningkatnya jumlah instuisi-instuisi yang akan
diawasi.
Salah satu tugas regulator keuangan diseluruh dunia saat ini
adalah bagaimana meningkatkan sistem pengawasan secara elektronik untuk
memastikan bahwa data dan informasi yang disampaikan oleh institusi-institusi
yang diawasinya adalah benar dan akurat. Hal tersebut sangat terkait dengan
kebutuhan investor dalam mengakses data.
Situs
“XBRL Initiative” yang ada pada web bapepam ditujukan sebagai sarana
untuk menyebarkan informasi mengenai hasil observasi. Suatu model (show case) telah dikembangkan bersama
IASC Foundation XBRL Team. Selain untuk mempermudah pemahaman
publik terhadap pemanfaatan XBRL, model tersebut diharapkan dapat digunakan
menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut mengenai kajian dan rencana
implementasi XBRL di Indonesia.
XBRL
ini dapat meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi
investor internasional karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi
informasi.
Terdapat dua tujuan utama berkaitan dengan XBRL Initiative Project ini, yaitu:
·
Mengembangkan suatu
model sederhana (show case) yang akan
menggambarkan bagaimana XBRL dapat digunakan untuk mendukung sistem pelaporan
secara elektronik. Model akan menjelaskan proses penyampaian laporan keuangan
dari emiten (sektor manufaktur) kepada Bapepam-LK, yang sudah berbasis XBRL,
dan proses yang terjadi sesudahnya.
·
Memperlihatkan kepada
publik (user) mengenai manfaat yang
akan diperoleh jika penyampaian informasi yang dilakukan telah menerapkan
konsep XBRL
Berikut merupakan gambaran singkat mengenai show case yang dibangun*:
*) Beberapa software
yang digunakan dalam show case
merupakan trial-version dan free-license software, yang BOLEH
dimanfaatkan untuk kepentingan proyek ini dan keperluan edukasi saja
(non-bisnis)
2.4.1 Taxonomy
Initiative Program
XBRL terdiri dari dua bagian
penting, yaitu tasonomi dan instans (instances).
Instans adalah informasi keuangan yang sudah ditandai (ditag) dengan menggunakan kaidah sintaksis bahasa markup XBLR.
Sedangkan taxonomy merupakan kumpulan
definisi-definisi terstandar
dari seluruh elemen (termasuk akun laporan keuangan)
yang tercakup pada suatu laporan. Taxonomy
juga menjelaskan hubungan antar-elemen.
Contohnya elemen Asset.
Taxonomy akan menjelaskan apa yang
dimaksud dengan elemen asset tersebut
(definisi), dimana posisi elemen tersebut di neraca (debit), elemen-elemen
apakah yang termasuk dalam pengertiannya (cash,
inventory, dll), disebut apakah aset dalam bahasa tertentu (label), dan lain sebagainya. Deskripsi
inilah yang akan ditambahkan secara elektronik (tagging) pada semua elemen yang dibutuhkan pada pelaporan.
Taxonomy dapat
dikembangkan oleh siapa pun, baik itu regulator, akademik, perusahaan, asosiasi,
dan lain-lain. Dan taxonomy juga
dapat dikembangkan (extent) oleh
siapa pun.
Pada proyek ini, taxonomy yang disusun khusus
diperuntukan bagi penyampaian laporan keuangan oleh Emiten kepada Bapepam-LK.
Adapun sektor yang dipilih sebagai model taxonomy
adalah sektor manufaktur, yang
disusun berdasarkan Surat Edaran Bapepam No: 02/ 2002: Pedoman Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik untuk Industri Manufaktur.
Taxonomy akan sulit dilihat atau dijelaskan
tanpa bantuan aplikasi tertentu karena taxonomy
pada dasarnya hanya merupakan kumpulan deskripsi elemen secara elektronik.
Untuk melihat taxonomy secara lebih
mudah, user dapat menggunakan ABRA (Adaptive
Business Reporting Format) viewer yang
dipersiapkan oleh IASCF XBRL Team untuk
kepentingan proyek ini.
2.5 Cara Kerja XBRL
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, XBRL merupakan
sistem pelaporan yang berbasis XML (Extensible
Markup Language). XBRL dapat dikatakan melakukan pemberian barcode pada informasi atau data
sehingga akan mempermudah pengguna dalam membaca laporan, mengelompokkan, dan
menganalisisnya secara cepat. Selain itu, basis tagging data ini membuat komputer dapat mengindentifikasi item dari data sehingga dapat diproses
secara efektif dan efisien.
Saat ini, dapat dikatakan bahwa XBRL merupakan sistem yang
berbasis XML terbaik dan fleksibel karena dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan
informasi keuangan. XBRL memungkinkan identifikasi tag yang unik yang dapat
diterapkan ke item data keuangan. Selain itu, XBRL memungkinkan label dalam
berbagai bahasa serta dapat digunakan sebagai referensi akuntansi atau
informasi untuk anak perusahaan lainnya. XBRL juga menunjukkan bagaimana
keterkaitan item satu dengan item lainnya. Hal tersebut dapat menggambarkan bagaimana
item-item itu dihitung.
XBRL dapat dengan mudah diperluas, sehingga perusahaan dan
organisasi lainnya dapat menyesuaikan dengan memenuhi berbagai persyaratan
khusus. Struktur yang kaya dan kuat yang disediakan oleh XBRL memungkinkan
penanganan data bisnis yang sangat efisien oleh komputer. Penggunaan XBRL dapat
mendukung semua tugas-tugas standar yang diperlukan dalam penyusunan,
penyimpanan, dan penggunaan data bisnis. Informasi yang ada dikonversikan
dengan proses pemetaan yang sesuai atau yang disajikan oleh perangkat lunak
komputer. Kemudian, informasi tersebut dapat dicari, dipilih, ditukar atau
dianalisis oleh komputer dan diterbitkan.
Taksonomi XBRL juga ditampilkan dalam situsnya dan dapat
dipilih bahasa yang akan digunakan. Setiap skema kategoris mendefinisikan tag khusus untuk setiap item data
(seperti laba bersih). Karena yuridis nasional mempunyai peraturan akuntansi
yang berbeda sehingga masing-masing mempunyai taksonomi untuk pelaporan
keuangan. GL taksonomi adalah sebuah taksonomi khusus yang dirancang untuk
mendukung pengumpulan data dan pelaporan internal dalam organisasi. Biasanya
sebagian besar pengguna XBRL tidak memahami teknikal infrastruktur bahasa
sistem ini. Maka dari itu perusahaan perangkat lunak seperti penyedia software akuntansi perlu
mempertimbangkan akun dari XBRL dan berbagai fiturnya dalam memproduksi produk
mereka.
Laporan keuangan yang tersaji dalam bentuk hardcopy (paper based) seperti yang terlihat di bawah ini memiliki
elemen-elemen yang bersifat statis. Artinya ketika elemen tersebut telah
dilaporkan kepada pengguna, pengguna hanya dapat melihatnya dalam sajian
nominal yang sudah terkunci dalam format tertentu (HTML, PDF, DOC, dan XLS).
Gambar di atas hanya
bisa dibaca oleh manusia. Komputer memerlukan data yang terstruktur dalam
penyajian datanya agar dapat dikenali dan dibaca oleh OS / software. Ide dasar inilah yang mendasari konsep teknis dari XLBR,
daripada memerlakukan laporan keuangan hanya sebagai teks, halaman web atau dokumen tercetak, akan lebih
bak memerlakkan
setiap elemen laporan keuangan sebagai individu data terpisah yang unik. Contoh
kodifikasi atas baris laporan keuangan di atas dengan menggunakan XBRL
diperlihatkan gambar di bawah ini.
Skrip bahasa XBRL di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
·
ifrs-gp:
taksonomi XBRL yang disetujui oleh IASC.
·
unitRef:
mendefinisikan jenis mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan yang
merujuk pada ISO 4217.
·
decimals:
mereferensikan jumlah desimal yang digunakan oleh elemen-elemen laporan
keuangan.
·
contexRef:
mereferensikan konteks informasi keuangan tersebut digunakan.
Skrip yang dikemukakan
di atas merupakan contoh ringkas mengenai kodifikasi atas elemen dalam laporan
keuangan dengan menggunakan XBRL. Dokumen yang berisikan elemen-elemen yang
telah ditandai tersebut harus dilengkapi juga dengan beberapa skrip markup tambahan sesuai dengan skema XML
agar menjadi dokumen instans XBRL yang lengkap.
Untuk melihat dokumen
XBRL seperti yang diperlihatkan pada gambar di atas, diperlukan perangkat lunak
yan gmampu mengenali bahasa XBRL. Perangkat lunak tersebut harus memiliki XML Parser. Jika format XBRL tersebut
dipublikasi secara online menggunakan internet, modul inline XBRL dapat
dipergunakan sehingga dokumen XBRL tersebut dapat ditampilkan pada beberapa browser yang telah dilengkapi XHTML atau
XML Parser.
Berikut ini adalah
ilustrasi yang menggambarkan perbedaan antara sistem pelaporan keuangan yang
masih tradisional (tanpa menggunakan XBRL) dan sistem pelaporan keuangan yang
menggunakan XBRL:
2.6 Contoh Kasus
Penggunaan XBRL
Penulis memilih
perusahaan Ralph Lauren Corp. sebagai contoh kasus pengguna XBRL dalam
pelaporan keuangannya. Ralph Lauren Corporation adalah perusahaan dagang internasional yang berbasis
di Amerika Serikat. Perusahaan
ini menjual pakaian, aksesoris, parfum, dan alat-alat rumah tangga untuk pria,
wanita, dan anak-anak di seluruh dunia.
Ralph Lauren Corp. didirikan oleh desainer Amerika, Ralph Lauren pada 1967. Polo Ralph
Lauren adalah merek unggulan perusahaan dan perusahaan ini masih mengelola
beberapa merek lain, termasuk Ralph Lauren Black Label, Ralph Lauren Purple
Label, Ralph Lauren Blue Label, Lauren Ralph Lauren, Club Monaco dan Chaps.
Ralph Lauren Corp. atau
yang dulunya bernama Polo Ralph Lauren Corp. merupakan salah satu dari 500
perusahaan besar besar yang pengungkapan laporan keuangannya harus diubah
menggunakan XBRL setelah diperintahkan untuk mengubahnya oleh SEC untuk tahun setelah
tahun fiskal yang berakhir pada 15 Juni 2009.
Berikut ini adalah
contoh pelaporan keuangan Ralph Lauren Corp. yang berbasis XBRL:
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan apa yang
telah dibahas dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
·
XBRL merupakan
singkatan dari eXtensible Business
Reporting Language dan merupakan bahasa programming
XML (eXtended Markup Language) yang
dibuat secara khusus untuk kepentingan bisnis. XBRL secara sederhana merupakan pemberian barcode pada informasi atau data sehingga akan mempermudah pengguna
dalam membaca laporan, mengelompokkan, dan menganalisisnya secara cepat.
·
XBRL adalah kelanjutan
dari XML yang diperkenalkan oleh Charles Hoffman pada tahun 1998, kemudian XBRL
diluncurkan perdana pada Juli 2000. Ide dasar pengembangan XBRL adalan untuk
mengatasi kendala interoperabilitas antar platform
dan kecepatan dalam distribusi serta duplikasi informasi keuangan untuk
kepentingan analisis dan evaluasi.
·
Secara umum, XBRL
bermanfaat untuk meningkatkan
kegunaan sistem pelaporan keuangan secara elektronik, memudahkan dilakukannya
publikasi laporan, memudahkan akses informasi keuangan para penggunanya, dan
mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
·
Situs “XBRL Initiative” yang ada pada web bapepam ditujukan sebagai sarana
untuk menyebarkan informasi mengenai hasil observasi. Suatu model (show case) telah dikembangkan bersama
IASC Foundation XBRL Team.
·
Dengan menggunakan
XBRL, informasi
yang ada dikonversikan dengan proses pemetaan yang sesuai atau yang disajikan
oleh perangkat lunak komputer. Kemudian, informasi tersebut dapat dicari,
dipilih, ditukar atau dianalisis oleh komputer dan diterbitkan.
·
Ralph Lauren Corp.
merupakan salah satu dari 500 perusahaan besar besar yang pengungkapan laporan
keuangannya harus diubah menggunakan XBRL setelah diperintahkan untuk
mengubahnya oleh SEC untuk tahun setelah tahun fiskal yang berakhir pada 15
Juni 2009.
3.2
Saran
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis menyadari adanya penjabaran yang kurang jelas. Hal ini
terjadi karena kurangnya sumber data dan pustaka untuk menyusun makalah ini,
sehingga terbatas pula pemahaman yang tersurat dalam makalah ini. Untuk itu
penulis menyarankan agar lebih banyak lagi penelitian ilmiah yang mengangkat
tema XBRL agar lebih banyak orang yang memahami XBRL dan bukan tidak mungkin
akan mampu mengembangkan XBRL di kemudian hari.
Selain itu karena
pemerintah Indonesia telah memiliki program terkait XBRL, alangkah baiknya
perusahaan-perusahaan di Indonesia turut serta mendukung hal tersebut demi
kemudahan hal-hal terkait oelaporan keuangan dan pemanfaatannya. Hal ini juga
akan berdampak pada jumlah potensi investasi yang akan ditanamkan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Bapepam. XBRL. 12/10/2013. http://www.bapepam.go.id/old/xbrl/id/apa_xbrl.htm.
Bapepam. XBRL. 12/10/2013. http://www.bapepam.go.id/old/xbrl/id/masalah.htm.
Blogspot. XBRL. 12/10/2013. http://elypujisetianingsih.blogspot.com/2012/10/makalah-xbrl_722.html.
Blogspot. XBRL. 12/10/2013. http://filona93.blogspot.com/2013/02/xbrl-sebagai-sistem-e-reporting-bisnis.html.
Blogspot.
XBRL.
12/10/2013. http://fransiscarindri.blogspot.com/2012/10/xbrl-sebagai-trend-akuntansi.html.
Cauter, K. E. v.
2011. The Influence of XBRL on the
Quality of Disclosures. Erasmus University Rotterdam: Belanda.
Enhancing Disclosure of Information and
Supervision through Electronic Reporting and Implementation of XBRL. Justification
for Single Source Selection of Exchange Program (Internship) in International
Accounting Standards Committee Foundation (IASC Foundation), London, United
Kingdom.
Perdana, A.
2011. Extensible Business Reporting Language
(XBRL): Implikasi pada Pradigma dan Rantai Pasok Pelaporan Keuangan.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011, A14-A20.
Puri, D. R.
2013. Keuangan Melalui Internet.
Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan 3 (1), 383-390.
SEC. Document and Entity Information.
12/10/2013. http://www.secinfo.com/.
SEC. Perusahaan pengguna XBRL. 12/10/2013. http://www.secinfo.com/$/SEC/IDEA.asp?CIK=1037038&Party=BFO&R=VkN1.x6.1g.
SEC. Perusahaan pengguna XBRL. 12/10/2013. http://www.secinfo.com/$/SEC/IDEA.asp?CIK=1037038&Party=BFO&R=VkN1.x6.2n.
SEC. Perusahaan pengguna XBRL. 12/10/2013. http://www.secinfo.com/$/SEC/IDEA.asp?CIK=1037038&Party=BFO&R=14D5a.p7h8w.2p.
Sihombing, R. P.
Pengauditan Laporan Keuangan di Era
Teknologi.
Wardhanie, N. S.
2012. Analisis Internet Fnancial
Reporting Index; Studi Komparasi antara Perusahaan High-tech dan Non High-tech
di Indonesia. Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan 2 (2). 287-299.
^^Maaf bila ada kekurangan atau kesalahan^^
Gedung Graha Simatupang Tower IA, Jalan Letjen TB Simatupang, Kavling 38, Jakarta 12540
Keren sob
BalasHapuswww.kiostiket.com
Fyi, XBRL sudah dikembangkan sejak 2012 di Bank Indonesia dan diimplementasikan pada 2013 .. :)
BalasHapusmakasih banget, ini pas dengan skripsi yang saya buat
BalasHapusterima kasih :)
BalasHapusterima kasih :)
BalasHapusthanks:)
BalasHapus