Name Tag

Rabu, 08 Januari 2014

eXtensible Business Reporting Language (XBRL) Pengantar Teknologi Sistem Informasi Akuntansi

eXtensible Business Reporting Language
(XBRL)

Pengantar Teknologi Sistem Informasi Akuntansi







Oleh:
Wanda Anindita
27211355
SMAK05




Universitas Gunadarma Simatupang
Gedung Graha Simatupang Tower IA, Jalan Letjen TB Simatupang, Kavling 38, Jakarta 12540
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “eXtensible Business Reporting Language (XBRL)”.
Pada kesempatan ini, penulis dengan penuh kerendahan hati mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Pengantar Teknologi Sistem Informasi Akuntansi, Bapak Dr. Untara, serta kepada Teman-teman di SMAK 05 Universitas Gunadarma yang selalu mendukung dan membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berusaha keras agar pembuatan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi salah satu sumber referensi bacaan yang bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata, perkenankan penulis mengutip pepatah lama yang berbunyi “Tiada gading yang tak retak”. Penulis hanya manusia biasa yang menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang ada. Penulis selalu terbuka untuk seobyektif mungkin terhadap segala kritik serta saran yang membangun guna perbaikan makalah ini.




Jakarta, Oktober 2013


Penulis











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Penulisan
1.2     Rumusan Masalah
1.3     Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian XBRL
2.2  Sejarah XBRL
2.3  Manfaat XBRL
2.4  Penggunaan XBRL di Indonesia
       2.4.1 Taxonomy Initiative Program
2.5  Cara Kerja XBRL
2.6  Contoh Kasus Penggunaan XBRL
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran
DAFTAR PUSTAKA












BAB 1
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Penulisan
Dalam beberapa dekade terakhir ini teknologi semakin berkembang pesat. Perkembangan teknologi ini telah membawa perubahan bukan hanya dalam pola pikir masyarakat, tetapi juga cara bisnis suatu perusahaan dan bagaimana informasi dipertukarkan. Kemajuan teknologi informasi khususnya internet ditandai dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di indonesia. Pada tahun 2010 total pengguna internet adalah 45 juta orang dan meningkat menjadi 50 juta orang pada semester pertama tahun 2011. Indonesia juga turut serta menyumbang jumlah pengguna internet dunia yaitu sebesar 8,5%.
Dalam dunia bisnis, laporan keuangan adalah salah satu informasi yang menggambarkan sejauh mana kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan juga dapat mengkomunikasikan kepada para investor, kreditor, pihak manajemen, dan semua pihak yang menggunakan laporan keuangan (stakeholder) tentang bagaimana kondisi suatu bisnis. Selain itu, laporan keuangan juga merupakan aspek yang dipertimbangkan untuk mengambil sebuah keputusan baik oleh pihak investor, kreditor, maupun pihak manajemen (stakeholder). Penelitian yang dilakukan oleh Cheng, Lawrence, dan Coy (2000) dalam Howard Davey dan Kanya Homkajohn (2004) menyatakan bahwa 32 (80%) perusahaan dari 40 perusahaan yang ada di Thailand sudah mempunyai websites dan 70 % sudah menyampaikan laporan keuangannya pada websites. Penelitian lain yang dilakukan di Inggris yang melakukan survey top 100 Fortune Global pada 500 perusahaan menunjukkan bahwa 89 % sudah mempunyai websites.
Penelitian yang dilakukan oleh Jones dan Xiao (2003) menduga bahwa internet akan mempercepat penyampaian informasi non-finansial pada waktu mendatang seperti informasi lingkungan, informasi sosial, dan juga perusahaan pemerintahan bahkan informasi kualitatif. Bahkan pada tahun 2010, diduga bahwa pelaporan keuangan dengan menggunakan internet akan lebih tepat waktu dan menjadi real time reporting.
Ada dua permasalahan utama yang masih dihadapi oleh perusahaan dalam penyajian laporan keuangannya yaitu pada proses pengelolaan data dan pendistribusian informasi. Integrasi data dan kompabilitas sistem merupakan permasalahan yang sering dialami dalam mengolah data akuntansi. Sedangkan dalam hal pendistribusiannya, kebutuhan pengguna yang beragam terutama yang berkaitan dengan format penyajian laporan keuangan, mengharuskan perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan lebih dari satu format.
Pemanfaatan teknologi dalam laporan keuangan perusahaan dianggap sangat penting. Karena tanpa hal tersebut, belum tersedia sistem yang terotomatisasi, sehingga masih memerlukan input data secara manual dan berpotensi terjadinya kesalahan (time-consuming and error-prone), belum tersedia ketetapan format yang terstandar (format laporan tidak seragam: PDF, Excel, ataupun Word), belum tersedia alat validasi secara otomatis, sehingga menurunkan kualitas informasi, dan belum tersedia alat untuk melakukan analisis laporan (analysis tools).
Perkembangan teknologi internet yang baru, XBRL, dapat secara mendasar mengubah cara bisnis tentang pemberian informasi kepada investor, pasar dan regulator, dan bagaimana masing-masing kelompok pemangku kepentingan membuat keputusan yang lebih tepat. XBRL juga dianggap memiliki dampak yang signifikan terhadap akuntansi dan pengauditan. Oleh karena pentingnya XBRL ini, maka dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai XBRL dan contoh kasusnya dalam perusahaan.

1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa itu XBRL?
2.      Seperti apa sejarah XBRL?
3.      Apa manfaat menggunakan XBRL?
4.      Seperti apa penggunaan XBRL di Indonesia?
5.      Bagaimana cara kerja XBRL?
6.      Seperti apa contoh kasus penggunaan XBRL pada perusahaan?

1.3   Tujuan Penulisan
Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian XBRL.
2.      Untuk mengetahui sejarah XBRL.
3.      Untuk mengetahui manfaat penggunaan XBRL.
4.      Untuk mengetahui penggunaan XBRL di Indonesia.
5.      Untuk mengetahui cara kerja XBRL.
6.      Untuk mengetahui contoh kasus penggunaan XBRL pada perusahaan.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian XBRL
 XBRL merupakan singkatan dari eXtensible Business Reporting Language dan merupakan 'keluarga' dari bahasa programming XML (eXtended Markup Language). XBRL merupakan bahasa XML yang dibuat secara khusus untuk kepentingan bisnis. Struktur XBRL mirip dengan bahasa XML. Namun fungsi XBRL lebih baik daripada XML karena XBLR mampu menampung kebutuhan semantik pelaporan keuangan yang melibatkan keterkaitan ganda antara satu elemen dengan elemen lainnya dalam laporan keuangan, serta memiliki fitur extensibilitas yang jauh lebih baik daripada XML.
XBRL pada dasarnya merupakan upaya untuk menambahkan suatu deskripsi terstandar (tagging) pada informasi bisnis dan keuangan (termasuk laporan keuangan). XBRL menerapkan konsep metadata dan bersifat free standard, dikembangkan dan diawasi pemanfaatannya oleh XBRL International Consortium (http://xbrl.org), suatu lembaga nirlaba internasional.
XBRL dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan sistem pelaporan secara elektronik. Untuk mempermudah pemahaman, XBRL dapat disamakan dengan pemberian barcode pada informasi atau data, sehingga akan mempermudah user dalam membaca laporan, mengelompokkan informasi, dan menganalisisnya secara cepat.
XBRL seringkali dipahami secara kurang tepat karena XBRL bukanlah suatu merk software atau aplikasi yang akan menggantikan aplikasi atau sistem yang sudah ada. XBRL bukanlah suatu standar akuntansi baru dan penerapannyapun tidak memerlukan perubahan standar akuntansi yang sudah diterapkan di suatu negara. XBRL juga tidak akan merubah format pelaporan. XBRL juga bukan chart of accounts dan juga bukan alat translasi chart of accounts.

2.2 Sejarah XBRL
       Pada bulan April 1998, Charlie Hoffman, seorang CPA dengan perusahaan Knight Vale dan Gregory di Washington memiliki gagasan XML sebagai cara untuk mengubah pelaporan bisnis. Charlie mulai mengebangkan prototipe dari laporan keuangan dan jadwal audit yang menggunakan XML. Charlie memberitahu Wayne Harding, Ketua High Tech Task Force dari AICPA pada bulan Juli 1998 tentang potensi menggunakan XML dalam pelaporan keuangan. Wayne meminta Charlie untuk memberikan pengarahan ke AICPA High Tech Task Force tentang XML pada bulan September 1998.
       AICPA High Tech Task Force menciptakan “deskripsi produk” untuk mengusulkan pembentukan set prototipe laporan keuangan menggunakan XML oleh AICPA (American Institute of Certified Public Accountants). Keren Waller, CPA, staf AICPA dan anggota dari High Tech Task Force membantu dalam menciptakan “deskripsi produk” ini. Pada tanggan 2 Oktober 1998, Wayne Harding mempresentasikan hasil High Tech Task Force ke komite AICPA pada Komite Organisasi. Sebagai hasil dari presentasi ini, AICPA bertekad untuk mendanai proyek dalam membuat satu set prototipe laporan keuangan XML.
       Pada tanggal 31 Desember 1998, prototipe yang dikembangkan oleh Charlie Hoffman dan Mark Jewett (Erutech) selesai. Jeffery Ricker (XML solution) berkontribusi pada prototipe awal. Perusahaan CPA Knight, Vale dan Gregory, penjamin 50% dari biaya pengembangan prototipe awal. Pada tanggal 15 Januari 1999, prototipe ini telah disampaikan kepada AICPA. Weyne dan Charlie meyakinkan AICPA bahwa XML adalah penting bagi profesi akuntansi.
       AICPA meminta agar rencana bisnis bersiap-siap untuk melihat kedalam kasus bisnis untuk XML dan khususnya laporan keuangan berbasis XML. Proyek ini adalah sebuah kode yang dinamai dengan XFRML. Rencana bisnis itu diciptakan oleh Charlie Hoffman, CPA (Independent BPA), Weyne Harding, CPA (Great Plains), Eric Cohen, CPA (Cohen Computer Consulting), dan Loius Matherne, CPA (Direktur TI AICPA).
       Pada tanggal 17 Juli 1999, Dewan Direksi AICPA bertekad untuk mendanai upaya XFRML. Kemudian pada 17 Juli 1999, 12 perusahaan dengan cepat bergabung dengan bisnis ini bersama dengan AICPA sebagai anggota Komite Pengarah XFRML. Komite Pengarah awal termasuk: AICPA, Arthur Andersen LLP, Delloite & Touche LLP, e-konten perusahaan, Ernst & Young LLP, FreeEDGAR.com, Inc (sekarang Edgar Onmile, Inc), FRx Software Corporation, Great Plains, KPMG LLP, Microsoft Corporation, Price Weathe Rhouse Coopers LLP dan Woodburn Group.
       AICPA mulai melaksanakan rencana bisnis pada tanggal 30 Agustus 1999, ketika mengumumkan bahwa spesifikasi pelaporan keuangan XML akan dibuat. Charlie Hoffman menciptakan prototipe experimental dari awal XFRML pada Juli 1999. Prototipe ini selesai pada tanggal 13 Oktober 1999. Laporan keuangan dari 10 perusahaan diciptakan untuk lebih menguji konsep laporan keuangan berbasis XML.
       Pertemuan pertama Komite Pengarah XFRML berlangsung di kantor AICPA New York pada 14 Oktober 1999. Nama organisasi itu resmi berubah menjadi komite pengarah XBRL pada tanggal 6 April 2000. Pada tanggal 31 Juli 2000, komite XBRL mengumumkan peluncuran pertama dari spesifikasi pertama untuk laporan keuangan perusahaan-perusahaan AS berbasis XBRL. Keanggotaan dalam komite pengarah XBRL berkembang menjadi lebih dari 50 entitas, termasuk beberapa organisasi profesi internasional.

2.3  Manfaat XBRL
Secara umum, manfaat XBRL adalah:
·      Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan keuangan secara elektronik karena fomatnya sudah terstandar sehingga menghasilkan informasi dan data yang comparable dan mudah dianalisis. Selain itu, validasi datanya disajikan secara otomatis sehingga meminimkan terjadinya kesalahan input.
·      Memudahkan dilakukannya publikasi laporan, karena XBRL dapat diolah kembali ke format yang diinginkan seperti PDF, HTML, Excel, TXT, dan lain sebagainya.
·      Memudahkan akses informasi keuangan terutama untuk investor internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor asing memungkinan dapat melakukan analisis secara mandiri dan melakukan perbandingan dengan bahasa mereka sendiri.
·      Mempercepat pengambilan keputusan bisnis. Karena XBRL menyajikan informasi keuangan secara transparan dan mudah, jadi hal ini memudahkan penggunanya melakukan analisis serta mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
Manfaat lain dari XBRL secara rinci adalah sebagai berikut:
·      XBRL menawarkan manfaat utama di semua tahap pelaporan dan analisis bisnis. Manfaatnya dapat dilihat penggunaannya secara otomasi, hemat biaya, penanganan lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih akurat dari data, analisis peningkatan dan kualitas yang lebih baik dari informasi dan pengambilan keputusan.
·      XBRL memungkinkan produsen dan konsumen dari data keuangan untuk beralih sumber daya dari proses manual mahal, biasanya melibatkan perbandingan, perakitan dan re-entry data. XBRL dibantu oleh software yang dapat memvalidasi dan memanipulasi informasi XBRL.
·      Manfaat XBRL dapat diperoleh bagi semua yang membutuhkan untuk mengumpulkan informasi bisnis, termasuk pemerintah, regulator, lembaga ekonomi, bursa efek, perusahaan informasi keuangan dan sejenisnya, dan mereka yang memproduksi atau menggunakannya, termasuk akuntan, auditor, manajer perusahaan, analis keuangan, investor dan kreditur. Di antara mereka yang dapat mengambil keuntungan dari XBRL termasuk vendor software akuntansi, industri jasa keuangan, hubungan investor perusahaan dan industri teknologi informasi.
·         Pengolahan data otomatis. XBRL akan mengurangi dan menghilangkan kebutuhan karyawan untuk menginput data secara manual ke dalam aplikasi seperti Excel untuk mentransfer data ke media elektronik seperti website atau blog. Karena komputer dapat membaca perintah (tag) dengan mudah maka tidak perlu lagi menginput data secara manual, karena dengan menggunakan XBRL untuk mengentri data yang akan dianalisis dengan cepat dan akan disorot secara otomatis.
·         Pengatur pelaporan keuangan. Pada bulan Mei 2008, SEC (Securities and Exchange Commission) mewajibkan semua perusahaan publik untuk menggunakan XBRL untuk mengajukan laporan keuangan mereka dengan database EDGAR SEC. Hal ini diantisipasi oleh perubahan yang akan memberikan investor dan instansi pemerintah lainnya dengan meningkatkan integritas data dan keseragaman. Perubahan ini juga yang memungkinkan untuk peningkatan transparasi catatan keuangan perusahaan publik untuk investor. XBRL juga dapat membantu regulator untuk melihat kesenjangan dalam keuntungan dan kerugian laporan keuangan.
·         Penghematan biaya. Sebelum adanya XBRL, bahasa pemrograman yang digunakan adalah Hyper Text Markup Language (HTML), yang memiliki perintah (tag) yang sangat rumit. Sebelum keputusan SEC, perusahaan publik mengajukan laporan keuangan mereka dengan menggunakan HTML, spreadsheet, atau PDF yang memungkinkan banyak kesalahan dalam menginput serta lebih lambat. Dan ini menghabiskan biaya yang mahal untuk mengirim, menerima, memvalidasi dan mengaudit laporan keuangan. Dengan adanya XBRL diharapkan dapat mengurangi biaya secara signifikan. Jika biaya ini dipindahkan ke investor, maka penghematan keuangan yang dihasilkan oleh bahasa pemrograman baru ini dapat direalisasikan secara luas.
·         Kemampuan multi-bahasa. XBRL dapat membaca dan memahami data yang dikirim antara berbagai komputer dengan menggunakan bahasa yang berbeda. Para taksonomi dan perintah (tag) merupakan sistem yang dirancang untuk dapat dibaca oleh komputer. Software dan yang memungkinkan perusahaan untuk mentransfer informasi yang ada ke XBRL cepat dan efisien. Auditor di seluruh dunia dapat meluangkan lebih banyak waktu mereka untuk meninjau data yang diterima dari negara lain daripada berfokus pada memvalidasi keakuratan informasi. XBRL juga dapat membaca dan memahami data yang dikirim menggunakan standar akuntansi ganda.
·         Menghemat waktu. Salah satu manfaat terbesar untuk diwujudkan dari menggunakan XBRL adalah penghematan waktu. Salah satu contoh, dulu sebelum adanya XBRL untuk mencari informasi tertentu akan memakan waktu berjam-jam namun dengan adanya XBRL bisa mendapatkan informasi dalam waktu persekian detik.
·         Analisis data. User dapat menggunakan perangkat lunak secara otomatis untuk memvalidasi data yang diterima melalui XBRL. Perangkat lunak ini juga dapat menganalisa data dan masalah-masalah tingkat tinggi dalam data sehingga auditor atau akuntan dapat meneliti lebih dalam lagi apa yang mereka kerjakan sebelumnya. Analisis yang lebih menyeluruh akan membekali para pebisnis untuk lebih percya diri dalam membuat lapran keuangan yang berdampak pada perusahaan, pasar modal, dan komutitas global. Selain itu, bank dan lembaga keuangan lainnya dapat menganalisis aplikasi kredit serta laporan keuangan pinjaman lebih cepat da lebih akurat yang dapat meningkatkan ersetujuan kredit yang baik dan secara signifikan dapat menurunkan penerimaan loan kepada peminjam beresiko tinggi.

2.4  Penggunaan XBRL di Indonesia
       Implementasi XBRL di suatu negara memerlukan kerjasama antar lembaga. Hal ini dikarenakan XBRL bukan hanya memerlukan dukungan teknologi, tapi lebih dari itu adalah kesiapan standardisasi (taxonomy) dan regulasi yang mengatur pengimplementasiannya. Sebagai contoh adalah negara Hong Kong yang membangun Preparatory Working Group (PWG) untuk komunikasi data dan elektronik bisnis dan keuangan. Grup ini bertugas untuk mengidentifikasi aplikasi regulasi dan bisnis XBRL dalam pengimplementasian XBRL untuk lingkungan pelaporan keuangan di Hongkong.
       Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa pengembangan dan implementasi XBRL di suatu negara seharusnya dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dari seluruh partisipan yang terkait dalam Business Reporting Supply Chain.

       Hasil dari pelaporan berbasis XBRL, secara otomatis akan menghasilkan format laporan dalam bentuk Ms Excel, HTML, PDF, dan XBRL. Seperti yang dikembangkan oleh Deutsche Börse. Berikut adalah contoh implementasi XBRL dalam pelaporan keuangan secara elektronik.

       Dengan mengembangkan sistem pelaporan secara elektronik via internet serta didukung dengan implementasi XBRL, Bapepam-LK diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya sebagai salah satu sumber informasi dan data keuangan yang penting dimasa mendatang. Karena saat ini, Badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (BAPEPAM dan LK) Departemen Keuangan RI, memiliki peranan penting yang berkaitan dengan penyampaian pelaporan. Peranannya menjadi sangat penting mengingat semakin meningkatnya jumlah instuisi-instuisi yang akan diawasi.
       Salah satu tugas regulator keuangan diseluruh dunia saat ini adalah bagaimana meningkatkan sistem pengawasan secara elektronik untuk memastikan bahwa data dan informasi yang disampaikan oleh institusi-institusi yang diawasinya adalah benar dan akurat. Hal tersebut sangat terkait dengan kebutuhan investor dalam mengakses data.
       Situs “XBRL Initiative” yang ada pada web bapepam ditujukan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi mengenai hasil observasi. Suatu model (show case) telah dikembangkan bersama IASC Foundation XBRL Team. Selain untuk mempermudah pemahaman publik terhadap pemanfaatan XBRL, model tersebut diharapkan dapat digunakan menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut mengenai kajian dan rencana implementasi XBRL di Indonesia.
       XBRL ini dapat meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor internasional karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi.
       Terdapat dua tujuan utama berkaitan dengan XBRL Initiative Project ini, yaitu:
·         Mengembangkan suatu model sederhana (show case) yang akan menggambarkan bagaimana XBRL dapat digunakan untuk mendukung sistem pelaporan secara elektronik. Model akan menjelaskan proses penyampaian laporan keuangan dari emiten (sektor manufaktur) kepada Bapepam-LK, yang sudah berbasis XBRL, dan proses yang terjadi sesudahnya.
·         Memperlihatkan kepada publik (user) mengenai manfaat yang akan diperoleh jika penyampaian informasi  yang dilakukan telah menerapkan konsep XBRL
       Berikut merupakan gambaran singkat mengenai show case yang dibangun*:

*) Beberapa software yang digunakan dalam show case merupakan trial-version dan free-license software, yang BOLEH dimanfaatkan untuk kepentingan proyek ini dan keperluan edukasi saja (non-bisnis)

2.4.1  Taxonomy Initiative Program
XBRL terdiri dari dua bagian penting, yaitu tasonomi dan instans (instances). Instans adalah informasi keuangan yang sudah ditandai (ditag) dengan menggunakan kaidah sintaksis bahasa markup XBLR. Sedangkan taxonomy merupakan kumpulan definisi-definisi terstandar dari seluruh elemen (termasuk akun laporan keuangan) yang tercakup pada suatu laporan. Taxonomy juga menjelaskan hubungan antar-elemen.
Contohnya elemen Asset. Taxonomy akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan elemen asset tersebut (definisi), dimana posisi elemen tersebut di neraca (debit), elemen-elemen apakah yang termasuk dalam pengertiannya (cash, inventory, dll), disebut apakah aset dalam bahasa tertentu (label), dan lain sebagainya. Deskripsi inilah yang akan ditambahkan secara elektronik (tagging) pada semua elemen yang dibutuhkan pada pelaporan.
Taxonomy dapat dikembangkan oleh siapa pun, baik itu regulator, akademik, perusahaan, asosiasi, dan lain-lain. Dan taxonomy juga dapat dikembangkan (extent) oleh siapa pun.
Pada proyek ini, taxonomy yang disusun khusus diperuntukan bagi penyampaian laporan keuangan oleh Emiten kepada Bapepam-LK. Adapun sektor yang dipilih sebagai model taxonomy adalah sektor manufaktur, yang disusun berdasarkan Surat Edaran Bapepam No: 02/ 2002: Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik untuk Industri Manufaktur.
Taxonomy akan sulit dilihat atau dijelaskan tanpa bantuan aplikasi tertentu karena taxonomy pada dasarnya hanya merupakan kumpulan deskripsi elemen secara elektronik. Untuk melihat taxonomy secara lebih mudah, user dapat menggunakan ABRA (Adaptive Business Reporting Format) viewer yang dipersiapkan oleh IASCF XBRL Team untuk kepentingan proyek ini.

2.5  Cara Kerja XBRL
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, XBRL merupakan sistem pelaporan yang berbasis XML (Extensible Markup Language). XBRL dapat dikatakan melakukan pemberian barcode pada informasi atau data sehingga akan mempermudah pengguna dalam membaca laporan, mengelompokkan, dan menganalisisnya secara cepat. Selain itu, basis tagging data ini membuat komputer dapat mengindentifikasi item dari data sehingga dapat diproses secara efektif dan efisien.


Saat ini, dapat dikatakan bahwa XBRL merupakan sistem yang berbasis XML terbaik dan fleksibel karena dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan informasi keuangan. XBRL memungkinkan identifikasi tag yang unik yang dapat diterapkan ke item data keuangan. Selain itu, XBRL memungkinkan label dalam berbagai bahasa serta dapat digunakan sebagai referensi akuntansi atau informasi untuk anak perusahaan lainnya. XBRL juga menunjukkan bagaimana keterkaitan item satu dengan item lainnya. Hal tersebut dapat menggambarkan bagaimana item-item itu dihitung.
XBRL dapat dengan mudah diperluas, sehingga perusahaan dan organisasi lainnya dapat menyesuaikan dengan memenuhi berbagai persyaratan khusus. Struktur yang kaya dan kuat yang disediakan oleh XBRL memungkinkan penanganan data bisnis yang sangat efisien oleh komputer. Penggunaan XBRL dapat mendukung semua tugas-tugas standar yang diperlukan dalam penyusunan, penyimpanan, dan penggunaan data bisnis. Informasi yang ada dikonversikan dengan proses pemetaan yang sesuai atau yang disajikan oleh perangkat lunak komputer. Kemudian, informasi tersebut dapat dicari, dipilih, ditukar atau dianalisis oleh komputer dan diterbitkan.
Taksonomi XBRL juga ditampilkan dalam situsnya dan dapat dipilih bahasa yang akan digunakan. Setiap skema kategoris mendefinisikan tag khusus untuk setiap item data (seperti laba bersih). Karena yuridis nasional mempunyai peraturan akuntansi yang berbeda sehingga masing-masing mempunyai taksonomi untuk pelaporan keuangan. GL taksonomi adalah sebuah taksonomi khusus yang dirancang untuk mendukung pengumpulan data dan pelaporan internal dalam organisasi. Biasanya sebagian besar pengguna XBRL tidak memahami teknikal infrastruktur bahasa sistem ini. Maka dari itu perusahaan perangkat lunak seperti penyedia software akuntansi perlu mempertimbangkan akun dari XBRL dan berbagai fiturnya dalam memproduksi produk mereka.
Laporan keuangan yang tersaji dalam bentuk hardcopy (paper based) seperti yang terlihat di bawah ini memiliki elemen-elemen yang bersifat statis. Artinya ketika elemen tersebut telah dilaporkan kepada pengguna, pengguna hanya dapat melihatnya dalam sajian nominal yang sudah terkunci dalam format tertentu (HTML, PDF, DOC, dan XLS).

Gambar di atas hanya bisa dibaca oleh manusia. Komputer memerlukan data yang terstruktur dalam penyajian datanya agar dapat dikenali dan dibaca oleh OS / software. Ide dasar inilah yang mendasari konsep teknis dari XLBR, daripada memerlakukan laporan keuangan hanya sebagai teks, halaman web atau dokumen tercetak, akan lebih bak memerlakkan setiap elemen laporan keuangan sebagai individu data terpisah yang unik. Contoh kodifikasi atas baris laporan keuangan di atas dengan menggunakan XBRL diperlihatkan gambar di bawah ini.

Skrip bahasa XBRL di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
·         ifrs-gp: taksonomi XBRL yang disetujui oleh IASC.
·         unitRef: mendefinisikan jenis mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan yang merujuk pada ISO 4217.
·         decimals: mereferensikan jumlah desimal yang digunakan oleh elemen-elemen laporan keuangan.
·         contexRef: mereferensikan konteks informasi keuangan tersebut digunakan.
Skrip yang dikemukakan di atas merupakan contoh ringkas mengenai kodifikasi atas elemen dalam laporan keuangan dengan menggunakan XBRL. Dokumen yang berisikan elemen-elemen yang telah ditandai tersebut harus dilengkapi juga dengan beberapa skrip markup tambahan sesuai dengan skema XML agar menjadi dokumen instans XBRL yang lengkap.
Untuk melihat dokumen XBRL seperti yang diperlihatkan pada gambar di atas, diperlukan perangkat lunak yan gmampu mengenali bahasa XBRL. Perangkat lunak tersebut harus memiliki XML Parser. Jika format XBRL tersebut dipublikasi secara online menggunakan internet, modul inline XBRL dapat dipergunakan sehingga dokumen XBRL tersebut dapat ditampilkan pada beberapa browser yang telah dilengkapi XHTML atau XML Parser.
Berikut ini adalah ilustrasi yang menggambarkan perbedaan antara sistem pelaporan keuangan yang masih tradisional (tanpa menggunakan XBRL) dan sistem pelaporan keuangan yang menggunakan XBRL:


2.6  Contoh Kasus Penggunaan XBRL
Penulis memilih perusahaan Ralph Lauren Corp. sebagai contoh kasus pengguna XBRL dalam pelaporan keuangannya. Ralph Lauren Corporation adalah perusahaan dagang internasional yang berbasis di Amerika Serikat. Perusahaan ini menjual pakaian, aksesoris, parfum, dan alat-alat rumah tangga untuk pria, wanita, dan anak-anak di seluruh dunia.
Ralph Lauren Corp. didirikan oleh  desainer Amerika, Ralph Lauren pada 1967. Polo Ralph Lauren adalah merek unggulan perusahaan dan perusahaan ini masih mengelola beberapa merek lain, termasuk Ralph Lauren Black Label, Ralph Lauren Purple Label, Ralph Lauren Blue Label, Lauren Ralph Lauren, Club Monaco dan Chaps.
Ralph Lauren Corp. atau yang dulunya bernama Polo Ralph Lauren Corp. merupakan salah satu dari 500 perusahaan besar besar yang pengungkapan laporan keuangannya harus diubah menggunakan XBRL setelah diperintahkan untuk mengubahnya oleh SEC untuk tahun setelah tahun fiskal yang berakhir pada 15 Juni 2009.
Berikut ini adalah contoh pelaporan keuangan Ralph Lauren Corp. yang berbasis XBRL:























BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
·         XBRL merupakan singkatan dari eXtensible Business Reporting Language dan merupakan bahasa programming XML (eXtended Markup Language) yang dibuat secara khusus untuk kepentingan bisnis. XBRL secara sederhana merupakan pemberian barcode pada informasi atau data sehingga akan mempermudah pengguna dalam membaca laporan, mengelompokkan, dan menganalisisnya secara cepat.
·         XBRL adalah kelanjutan dari XML yang diperkenalkan oleh Charles Hoffman pada tahun 1998, kemudian XBRL diluncurkan perdana pada Juli 2000. Ide dasar pengembangan XBRL adalan untuk mengatasi kendala interoperabilitas antar platform dan kecepatan dalam distribusi serta duplikasi informasi keuangan untuk kepentingan analisis dan evaluasi.
·         Secara umum, XBRL bermanfaat untuk meningkatkan kegunaan sistem pelaporan keuangan secara elektronik, memudahkan dilakukannya publikasi laporan, memudahkan akses informasi keuangan para penggunanya, dan mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
·         Situs “XBRL Initiative” yang ada pada web bapepam ditujukan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi mengenai hasil observasi. Suatu model (show case) telah dikembangkan bersama IASC Foundation XBRL Team.
·         Dengan menggunakan XBRL, informasi yang ada dikonversikan dengan proses pemetaan yang sesuai atau yang disajikan oleh perangkat lunak komputer. Kemudian, informasi tersebut dapat dicari, dipilih, ditukar atau dianalisis oleh komputer dan diterbitkan.
·         Ralph Lauren Corp. merupakan salah satu dari 500 perusahaan besar besar yang pengungkapan laporan keuangannya harus diubah menggunakan XBRL setelah diperintahkan untuk mengubahnya oleh SEC untuk tahun setelah tahun fiskal yang berakhir pada 15 Juni 2009.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari adanya penjabaran yang kurang jelas. Hal ini terjadi karena kurangnya sumber data dan pustaka untuk menyusun makalah ini, sehingga terbatas pula pemahaman yang tersurat dalam makalah ini. Untuk itu penulis menyarankan agar lebih banyak lagi penelitian ilmiah yang mengangkat tema XBRL agar lebih banyak orang yang memahami XBRL dan bukan tidak mungkin akan mampu mengembangkan XBRL di kemudian hari.
Selain itu karena pemerintah Indonesia telah memiliki program terkait XBRL, alangkah baiknya perusahaan-perusahaan di Indonesia turut serta mendukung hal tersebut demi kemudahan hal-hal terkait oelaporan keuangan dan pemanfaatannya. Hal ini juga akan berdampak pada jumlah potensi investasi yang akan ditanamkan di Indonesia.



























DAFTAR PUSTAKA

Bapepam. Presentation of XBRL. 12/10/2013. http://www.bapepam.go.id/.
Cauter, K. E. v. 2011. The Influence of XBRL on the Quality of Disclosures. Erasmus University Rotterdam: Belanda.
Enhancing Disclosure of Information and Supervision through Electronic Reporting and Implementation of XBRL. Justification for Single Source Selection of   Exchange Program (Internship) in International Accounting Standards Committee Foundation (IASC Foundation), London, United Kingdom.
Perdana, A. 2011. Extensible Business Reporting Language (XBRL): Implikasi pada Pradigma dan Rantai Pasok Pelaporan Keuangan. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011, A14-A20.
Puri, D. R. 2013. Keuangan Melalui Internet. Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan 3 (1), 383-390.
SEC. Document and Entity Information. 12/10/2013. http://www.secinfo.com/.
Sihombing, R. P. Pengauditan Laporan Keuangan di Era Teknologi.
Wardhanie, N. S. 2012. Analisis Internet Fnancial Reporting Index; Studi Komparasi antara Perusahaan High-tech dan Non High-tech di Indonesia. Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan 2 (2). 287-299.

^^Maaf bila ada kekurangan atau kesalahan^^

6 komentar: