PENGERTIAN KUALITAS
Terdapat
berbagai macam pengertian kualitas. Mutu atau kualitas diartikan sebagai faktor-faktor
yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut sesuai dengan
tujuan diproduksinya produk tersebut. Dari sisi produsen, mutu/kualitas adalah
komposisi teknis yang didasarkan pada spesifikasi teknis dari suatu produk. Dari
sisi konsumen, mutu/kualitas adalah kemampuan produk untuk memenuhi apa yang
diharapkan oleh konsumen terhadap produk tersebut.
Mutu pada umumnya didefinisikan
sebagai kecocokan penggunaan. Hal ini berarti bahwa produk atau jasa memenuhi
kebutuhan pelanggan, artinya produk itu cocok dengan penggunaan pelanggan. Kemudian,
kecocokan tersebut dikaitkan dengan nilai yang diterima pelanggan dan kepuasan
pelanggan. Mutu dari segi pelanggan kerap dikaitkan dengan nilai, kegunaan,
atau bahkan harga. Dari segi produsen, mutu dikaitkan dengan merancang dan
membuat produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
Menurut American Society for Quality, kualitas adalah keseluruhan fitur dan
karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang tampak atau
samar.
Berdasarkan pengertian-pengertian
yang telah dijabarkan di atas, maka dapat dikatakan bahwa mutu adalah
faktor-faktor yang terdapat di dalam produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan yang mampu memenuhi harapan konsumen agar konsumen memperoleh
kepuasan dan mampu cocok dengan produk atau jasa yang kita produksi.
Kualitas barang atau jasa yang
dihasilkan perusahaan sangatlah penting. Berikut adalah tiga alasan mengapa
kualitas itu penting:
·
Reputasi
Perusahaan
Suatu
organisasi percaya bahwa reputasi mengikuti kualitas, baik itu baik maupun
buruk. Kualitas akan muncul sebagai presepsi tentang produk perusahaan,
kebiasaan pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.
·
Kehandalan
Produk
Kehandalan
produk yang dimaksudkan di sini adalah kemanan bagi para konsumen dan lingkungan.
Jika produk yang dihasilkan tidak aman atau merugikan konsumen dan lingkungan,
maka perusahaan dapat ditindak oleh pihak yang berwenang dan bukan tidak
mungkin terpaksa ditutup.
·
Keterlibatan
Global
Bagi
perusahaan dan negara yang ingin bersaing secara efektif pada ekonomi global,
produk harus dapat memenuhi ekspektasi akan kualitas, desain, dan harganya
secara global.
FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KUALITAS
Mutu
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
·
Fungsi
suatu barang
Suatu barang yang dihasilkan hendaknya
memperhatikan fungsi produk tersebut sehingga produk yang dihasilkan mampu
memenuhi tujuan/fungsinya dengan tepat. Tujuan/fungsi tersebut tercermin dari
kecepatan, daya tahan, kegunaan, berat, bunyi, kemudahan perawatan, dan
kepercayaannya.
·
Wujud
luar
Untuk menentukan mutu produk,
terkadang konsumen melihat dari wujud luar. Meski barang yang dihasilkan secara
teknis telah maju dan berkualitas baik, bila wujud luarnya kuno dan kurang
menarik, dapat menyebabkan produk tidak disukai oleh kosumen.
·
Biaya
barang tersebut
Umumnya, harga suatu barang
mencerminkan mutu yang dimiliki oleh produk tersebut. Jika seandainya suatu
produk memiliki harga yang tinggi namun memiliki kualitas yang rendah, artinya perusahaan
mengalami inefisiensi.
BIAYA YANG BERHUBUNGAN
DENGAN MUTU
Gagasan yang kuat dalam bidang mutu
adalah menghitung biaya mutu. Biaya mutu adalah biaya yang dikeluatkan agar
mampu memenuhi persayaratan atau kebutuhan pelanggan, yaitu biaya untuk
mencegah melakukan hal yang salah pada produk. Adapun unsur-unsur biaya mutu
adalah sebagai berikut:
·
Biaya
pencegahan (prevention)
Merupaka biaya-biaya yang
diperlukan dalam melakukan usaha untuk mencapai mutu tertentu dan meminimalkan
produk cacat / apkir (scrap). Biaya
yang termasuk ke dalam biaya ini adalah:
-
Biaya
untuk perencanaan mutu dan pengawasan proses. Termasuk kegiatan menyatakan
desain.
-
Biaya
untuk perencanaan dan pemasangan alat-alat maupun fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan utnuk mencapai mutu yang telah ditetapkan.
-
Biaya
training pekerja mengenai pengertian
dan cara (prosedur dan teknik) pengendalian mutu, serta proyek khusus lainnya
dalam usaha untuk memperbaiki mutu.
·
Biaya
penaksiran (appraisal)
Merupakan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk pengecekkan dan usaha lainnya yang diperlukan untuk menjaga
mutu. Dengan kata lain, biaya penaksiran adalah biaya yang diperlukan untuk
melakukan penilaian atas mutu dari produk yang dihasilkan. Biaya yang termasuk
biaya ini adalah:
-
Biaya
pemeriksaan bahan-bahan yang diterima, baik pemeriksaan dalam laboratorium
maupun pengukuran lainnya, dan kegiatan menghubungi supplier dalam membicarakan mengenai masalah mutu bahan baku yang
diterima.
-
Biaya
pemeriksaan dan penilaian mutu dari produk yang dihasilkan, baik saat masih
dalam proses pengolahan, maupun sesudahnya.
-
Biaya
penyortiran produk.
-
Biaya
lainnya yang dikeluarkan untuk pencatatan pada saat pengecekan dan perawatan
alat-alat ukur dan uji.
·
Biaya
Kegagalan (Failure)
Biaya ini dapat terjadi akibat
adanya kegagalan internal dan kegagalan eksternal sehingga tidak tercapainya
mutu yang telah ditentukan dalam spesifikasi. Kegagalan internal disebabkan
oleh faktor internal seperti adanya biaya yang dikeluarkan saat pengolahan.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan kegagalan internal adalah:
-
Biaya
pembetulan produk cacat.
-
Biaya
yang timbul akibat bahan baku cacat.
-
Pembelian
komponen atau bahan baku yang baru untuk menggantikan komponen atau bahan baku
yang tidak dapat digunakan.
-
Biaya
penyelidikan dan pembetulan atas kondisi produksi atau pengolahan yang tidak
dapat memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
Kegagalan
eksternal disebabkan oleh faktor eksternal seperti biaya yang dikeluarkan
sesudah produk yang dihasilkan sampai ke tangan pembeli. Biaya-biaya yang
berhubungan dengan kegagalan eksternal meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk perbaikan atau penggantian dari produk yang gagal atau rusak sesudah
sampai ke tangan pembeli, serta untuk usaha-usaha penyelidikan dan perubahan
desain sebagai akibat gagalnya suatu produk dalam pasaran.
INSPEKSI
Faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam proses pengawasan adalah sebagai berikut:
·
Rangkaian
atau Urutan (Sequence)
Informasi
yang diperoleh dari pemeriksaan atau pengujian produk haruslah diperoleh dalam
urutan proses produksi yang benar. Karena kondisi yang sesuai untuk suatu
pengontrolan proses, hanya dapat diperoleh dengan mengumpulkan dan menganalisis
hasil-hasil statistic yang sehubungan dengan pelaksanaan produksi menurut
urutan yang benar.
·
Analisis
Analisis
mengenai penyimpangan (deviasi) dari spesifikasi akan lebih berguna daripada
analisis kegiatan-kegiatan bagian, karena analisis tersebut dapat menunjukkan
satu sifat atau karakteristik pada suatu saat, situasi yang sesungguhnya pada
saat itu, dan sifat-sifat atau karakteristik yang dapat diawasi dan dikontrol
dengan suatu perhatian tertentu pada proses.
·
Kesegaran
(Immediacy)
Hasil
pemeriksaan harus dapat diperoleh sesegera mungkin, agar
penyimpangan-penyimpangan dapat segera dibetulkan. Dengan maksud agar
penyesuaian hendaknya dapat dilakukan, sebelum penyimpangan yang terjadi
berlangsung terlalu lama, sehingga barang-barang yang apkir atau bahan-bahan
yang di bawah standar tidak terlalu banyak. Yang perlu diperhatikan,
keterlambatan yang terjadi di antara produksi dan pemeriksaan atau inspeksi
akan dapat menggagalkan usaha-usaha pengontrolan itu sendiri.
·
Penentuan
Tingkat Tindakan (Action) yang akan
dilakukan
Bila
masing-masing karakteristik telah dikumpulkan secara terperinci dalam bentuk
suatu statistik, maka derajat deviasi yang dapat diterima harus telah ditentukan
lebih dahulu, sebelum langkah-langkah perbaikan atau penyesuaian terhadap
proses itu diambil.
·
Hubungan
(Relevance)
Analisis
mengenai penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dari standar hendaknya
dilakukan, sehingga tanda-tanda statistik yang dipergunakan ada hubungannya
dengan faktor-faktor dalam proses yang dapat dikontrol.
Tujuan Inspeksi
Pengawasan mutu dilakukan dengan 3
cara, yaitu inspeksi, pemberian keterangan, dan penyelidikan (inspection, inform, and investigate).
Pengawasan mutu dilakukan agar:
·
Agar
produk dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.
·
Mengusahakan
agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
·
Mengusahakan
agar biaya desain produk dan proses dengan menggunakan produksi tertentu dapat
menjadi sekecil mungkin.
·
Mengusahakan
agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
Inspeksi
meliputi pengukuran, perasaan, perabaan, penimbangan, atau pemeriksaan produk. Secara
umum, tujuan inspeksi adalah sebagai berikut:
·
Pengontrolan
(control). Untuk tujuan-tujuan pengontrolan
proses.
·
Penerimaan
(acceptance). Sehubungan dengan
prosedur-prosedur pemeriksaan guna memonitori kelompok-kelompok barang, untuk
dapat menentukan apakah akan diterima atau ditolak.
Proses Inspeksi
Inspeksi
dilakukan pada setiap tahap dan siklus dari pemikiran tentang hasil sampai ke
perencanaan pengumpulan bahan-bahan pengolahan, pengepakan, penjualan, dan
lamanya suatu hasil dapat dipergunakan. Dengan inspeksi dapat ditemukan sampai
mana barang memiliki kualitas yang dikehendaki. Apabila keterangan-keterangan
yang didapat selama inspeksi diteruskan ke bagian lain, maka bagian tersebut
akan diberi kepastian bahwa kegiatan bagian mereka dalam proses telah dilakukan
dengan baik atau perlu diperingati tentang penyimpangan-penyimpangan yang harus
dibetulkan. Dengan menyelidiki jalannya penyimpangan, sehingga kemungkinan
kegiatan yang mungkin salah terdapat pada suatu bagian, maka kegiatan produksi
selanjutnya dihentikan dan cara-cara untuk menghindari terjadinya kesalahan
lagi perlu diberikan.
Kegiatan
inspeksi hanya dapat dilakukan dengan membuat contoh atau sampel dan mengukur
atau menilai. Kegiatan pemberian keterangan memerlukan kegiatan pencatatan
penyingkatan, mempertunjukkan dan memberi komentar, mungkin perlu
mekualitasskan pengambilan tindakan yang dibutuhkan, dan untuk memberitahukan
jaminan, peringatan atau tindakan yang diperlukan. Kegiatan penyelidikan
membutuhkan penganalisisan catatan-catatan tentang pengawasan, dan mungkin
memimpin pelaksanaan percobaan-percobaan pada proses atau dalam laboratorium.
Inspeksi dalam
Proses
Secara
garis besar, pengawasan mutu dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu:
·
Pengawasan
Selama Pengolahan (proses)
Banyak cara pengawasan mutu
berkenaan dengan proses yang teratur. Contoh dari hasil diambil pada jarak
waktu yang sama dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat
apakah proses dimulai dengan baik. Apabila memulainya salah, maka keterangan kesalahan
ini dapat diteruskan kepada pelaksana semula untuk penyesuaian kembali. Perlu
diingat bahwa pengawasan dari proses haruslah berurutan dan teratur.
·
Pengawasan
atas Barang Hasil yang Telah Diselesaikan
Walaupun telah diadakan
pengawasan mutu dalam tingkat-tingkat proses, namun tidak menjamin bahwa tidak
ada produk yang rusak. Untuk menjaga agar produk yang rusak tidak sampai ke
pembeli, maka harus diadakan pengawasan atas barang produk selesai. Adanya
pengawasan seperti ini tidak dapat mengadakan perbaikan dengan segera.
Kapan dan di Mana
Inspeksi Dilakukan
Memutuskan
kapan dan di mana inspeksi dilakukan akan bergantung pada jenis prosesnya dan
nilai tambahnya pada setiap tahap. Inspeksi dapat dilakukan pada salah satu
titik berikut:
·
Pada
pabrik pemasok saat pemasok sedang memproduksi.
·
Pada
tempat di mana produk diterima dari pemasok.
·
Sebelum
dilakukannya proses yang mahal dan tidak dapat dibalikkan.
·
Selama
tahap demi tahap dalam proses produksi.
·
Saat
produksi atau jasa selesai dibuat.
·
Sebelum
pengantaran ke pelanggan.
·
Pada
titik kontak dengan pelanggan.
Tujuh
perangkat TQM (Total Quality Management)
yang dibahas di atas, membantu dalam mengambil keputusan kapan dan di mana
inspeksi dilakukan.
Frekuensi Inspeksi
Idealnya, produk harus dibuat dengan
baik agar tidak membutuhkan inspeksi. Namun pada prakteknya, penting untuk
menginspeksi beberapa produk. General Electric
menginspeksi 5% dari produksi pada proses yang membutuhkan mesin. Tapi,
untuk produk yang dibuat tanpa mesin, naik menjadi 10%.
Jumlah barang yang harus diinspeksi
merupakan masalah jika tanpa dilakukan inspeksi menyebabkan barang banyak rusak
dan membutuhkan lebih banyak biaya. Namun di sini, unsur probabilitas lebih
penting daripada memutuskan kapan untuk menginspeksi.
Probabilitas penting karena di
beberapa kasus, inspeksi bisa dan harus dilakukan dengan sampling. 100% inspeksi terkadang terlalu mahal kecuali
pengujiannya otomatis dan merupakan bagian dari proses manufaktur, dan hal
tersebut tidak biasa dilakukan. Di beberapa situasi, 100% inspeksi tidak dapat
digunakan dalam pengujian yang tidak bisa digunakan dalam pengujian yang dapat menghancurkan
produk yang diuji.
Bahan baku borongan harus lolos
seleksi dengan sampling. Tidak akan
mungkin untuk menguji setumpuk batu bara atau membakar satu tangki gas untuk
mengetahui tingkat panasnya. Atau untuk melihat setiap butir gandum di dalam
truk angkut untuk melihat kualitas gandumnya.
Frekuensi inspeksi dilakukan
tidak boleh terlalu sering dan tidak boleh terlalu jarang. Jika terlalu sering
dilakukan, inspeksi dapat memakan biaya yang besar dan mampu mengurangi
efektifitas mesin. Sedangkan jika terlalu jarang dilakukan, kualitas produk
tidak terjaga dengan baik dan jika ada kerusakan mesin akan terlambat
ditangani. Frekuensi inspeksi ini harus dipertimbangkan secara matang dengan
mempertimbangkan pengalaman dan jadwal program.
Sistem
Pengawasan Statistikal
Sistem
pengawasan statistikal dilakukan dengan Statistical
Quality Control. SQC adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga
standar yang uniform dari kualitas
hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk
mencapai efisiensi perusahaan. SQC merupakan penggunaan metode statistik untuk
mengumpulkan dan menganalisis data dalam menentukan dan mengawasi kualitas
hasil produksi.
SQC
terdiri atas penggunaan diagram dan prinsip statistik, serta tindakan para
pekerja untuk mengawasi proses pengolahan. Pada kenyataannya SQC meliputi
penganalisisan sample dan menarik kesimpulan
mengenai karakteristik dari seluruh barang dimana sample tadi diambil. Dengan menggunakan sampling dan penarikan kesimpulan secara statistik (statistic inference), maka SQC dapat
digunakan untuk menerima atau menolak (menyatakan apkir) produk yang telah
diproduksi.
Apabila
SQC digunakan untuk menentukan penerimaan atau penolakan seluruh hasil produksi
/ dasar sample, maka disebut acceptance sampling. Jika jumlah
penolakan tidak dapat memutuskan, maka dilakukan penambahan sample yang disebut double atau multiple sampling.
SQC
didasari oleh sampling, probabilitas,
dan statistic inference, yaitu
pengambilan keputusan untuk keseluruhan atas dasar karakteristik dari suatu sample. Pengambilan sample didasarkan bahwa inspeksi memakan biaya yang besar, kurang
diperlukan, menjemukan, tidak dapat dipercaya, serta dalam hal tertentu tidak
dapat dilakukan.
Atribut
Cara-cara
sampling dapat diklasifikasikan
berdasarkan cara sebagai berikut:
·
Attributes
Jika karakteristik bersifat
kualitatif atau hanya penentuan memuaskan dan tidak memuaskan, maka hal ini
dikatakan sebagai pemeriksaan dengan attributes.
·
Variabel-variabel
Pemeriksaan dengan variabel
berarti bahwa karakteristik itu diukur secara kuantitatif.
Pengambilan Sample
Tujuan
pengambilan sample adalah untuk
memperoleh informasi dengan biaya yang lebih kecil daripada dengan melakukan
pemeriksaan keseluruhan (full inspection)
atau ketika full inspection tidak
dapat dilakukan. Keuntungan dari pengambilan sample ini adalah informasi dapat diperoleh lebih cepat karena
hanya perlu memeriksa sebagian kecil dari seluruh barang dan dapat digunakan
dalam hal pengetesan atau pengujian pada hasil akhir (finished product) yang merupakan cara pengujian yang merusak atau semi-destructive.
Pengklasifikasian
lebih lanjut dapat dilakukan sehubungan dengan teknik sampling sebagai berikut:
·
Single Sampling
Sample yang terdiri dari sejumlah
barang yang tertentu jumlahnya, diambil secara sembarang dari sekumpulan
barang-barang itu. Jika barang rusak (defect)
jumlahnya kurang dari suatu jumlah yang ditentukan maka kumpulan barang
tersebut dapat diterima. Dan jika jumlah barang rusak tersebut melebihi jumlah
yang ditetapkan, kumpulan barang tadi ditolak (rejected).
·
Double Sampling
Dilakukan dengan sample dalam dua tingkat, yaitu:
-
Sampling pertama: dilakukan seperti single sampling. Jika barang rusak (defect) jumlahnya kurang dari suatu
jumlah yang ditentukan maka kumpulan barang tersebut dapat diterima. Dan jika
jumlah barang rusak tersebut melebihi jumlah yang ditetapkan, maka akan dilakukan
pengambilan sample sekali lagi pada
kumpulan barang tadi.
-
Sampling ke dua: hasil pengambilan sample ini menentukan diterima atau
ditolaknya kumpulan barang itu.
·
Sequential Sampling
Jika pengambilan sample sampai tiga kali atau lebih, maka
hal ini dikatakan cara-cara sequential.
Keuntungan Metode
Statistik
Menggunakan
metode statistik memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
·
Pengawasan
(control), di mana penyelidikan yang
diperlukan untuk dapat menerapkan statistical
control mengharuskan bahwa syarat-syarat mutu pada situasi itu dan
kemampuan prosesnya telah dipelajari hingga mendetail. Hal ini akan
menghilangkan beberapa titik kesulitan tertentu, baik dalam spesifikasi maupun
dalam proses.
·
Pengerjaan
kembali barang yang apkir (scrap rework).
Dengan dijalankannya pengontrolan, maka dapat dicegah terjadinya penyimpangan
dalam proses sebelum terjadinya hal serius dan akan diperoleh kesesuaian yang
lebih baik antara kemampuan proses dengan spesifikasi. Sehingga jumlah barang
apkir dapat berkurang.
·
Biaya-biaya
pemeriksaan. Karena statistical control
dilakukan dengan mengambil sample dan
menggunakan sampling techniques, maka
hanya sebagian saja dari hasil produksi yang perlu diperiksa. Hal ini
menyebabkan biaya pemeriksaan dapat berkurang.
Pemeliharaan
Fasilitas
Maintenance
atau pemeliharaan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas / peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian
/ penggantian yang diperlukan agar kegiatan operasi / produksi berjalan
memuaskan. Jadi dengan adanya maintenance
ini maka fasilitas / peralatan pabrik dapat digunakan untuk produksi sesuai
dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama aktifitas produksi sebelum
waktu yang ditentukan.
Tujuan utama fungsi pemeliharaan
adalah:
·
Kemampuan
produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
·
Menjaga
kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk
itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
·
Untuk
membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga
modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai
dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.
·
Untuk
mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan
kegiatan maintenance secara efektif
dan efisien keseluruhannya.
·
Menghindari
kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
·
Mengadakan
suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat
keuntungan atau return of investment
yang sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.
Kegiatan
pemeliharaan dalam suatu pabrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
·
Preventive Maintenance
Merupakan kegiatan pemeliharaan
dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang
tidak terduga dan menemukan kondisi yang dapat menyebabkan fasilitas produksi
mengalami kerusakan pada waktu digunakan selama proses produksi. Pemeliharaan
ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif dalam menghadapi
fasilitas produksi yang termasuk ke dalam critical
unit. Dalam prakteknya, preventive
maintenance ini dibedakan atas:
-
Routine Maintenance
Merupakan kegiatan pemeliharaan
dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalkan setiap hari. Contoh:
pembersihan fasilitas, pelumasan (lubrication),
pengecekkan oli dan bahan bakar, serta pemenasan mesin sebelum digunakan.
-
Periodic Maintenance
Merupakan kegiatan pemeliharaan
dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu,
misalkan satu minggu sekali, lalu meningkat setiap satu bulan sekali, dan
akhirnya setiap satu tahun sekali. Kegiatan pemeliharaan ini dapat dilakukan
dengan memakai lamanya jam kerja mesin sebagai jadwal kegiatan, misalkan
seratus jam mesin sekali. Kegiatan pemeliharaan periodik ini jauh lebih berat
daripada kegiatan pemeliharaan rutin. Contoh: pembongkaran carburator atau pembongkaran alat-alat di bagian sistem aliran
bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin dan
pembongkaran mesin / fasilitas tersebut untuk pengganti pelor roda (bearing), serta service dan overhaul
besar ataupun kecil.
·
Corrective atau Breakdown Maintenance
Merupakan kegiatan pemeliharaan
dan perawatan yang dilakukan setelah terjaidnya suatu kerusakan atau kelainan
pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Semua tugas pemeliharaan masuk ke
dalam lima tugas pokok, yaitu:
·
Kegiatan
Inspeksi (Inspections)
Kegiatan inspeksi meliputi
kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) pada bangunan dan peralatan pabrik sesuai
dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan
yang mengalami kerusakan dan membuat laporan dari hasil pengecekan tersebut.
·
Kegiatan
Teknik (Engineering)
Kegiatan ini meliputi percobaan
atas peralatan yang baru dibeli dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan
atau komponen peralatan yang perlu diganti, melakukan penelitian terhadap
kemungkinan pengembangan tersebut, penyelidikan sebab-sebab terjadinya
kerusakan pada peralatan tertentu, dan cara-cara mengatasinya.
·
Kegiatan
Produksi
Kegiatan produksi ini merupakan
kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin
dan peralatan.
·
Pekerjaan
Administrasi (Clerical Work)
Merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan pencatatan mengenai biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan
pemeliharaan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen
yang dibutuhkan, progress report
tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan,
serta lamanya perbaikan tersebut, dan komponen yang tersedia di bagian
pemeliharaan.
·
Pemeliharaan
Bangunan (House Keeping)
Menjaga agar bangunan tetap
terpelihara dan terjamin kebersihannya. Seperti mengecat dan membersihkan
gedung, WC, halaman, dll.
Terdapat enam syarat agar
pemeliharaan dapat berjalan efisien, yaitu:
·
Harus
ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan.
·
Harus
ada planning dan scheduling.
·
Harus
ada surat perintah (work orders) yang
tertulis.
·
Harus
ada persediaan alat/spareparts
(stores control).
·
Harus
ada catatan (records).
·
Harus
ada laporan, pengawasan, dan analisis (report,
control, and analysis).
Penanganan
Bahan (Material handling)
Material handling merupakan kegiatan mengangkat,
mengangkut, dan meletakkan bahan dalam proses di dalam pabrik, kegiatan mana
dimulai dari bahan-bahan masuk ke pabrik sampai saat barang jadi akan
dikeluarkan sari pabrik. Perusahaan-perusahaan yang maju menyatakan bahwa
pekerjaan material handling merupakan
sebagian besar dari kegiatan perusahaan pabrik dan memakan biaya lebih dari 50%
dari seluruh biaya produksi.
Kegiatan
di pabrik terdiri dari:
·
Menyediakan
atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja yang disebut make ready.
·
Melakukan
kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan barang yang disebut do.
·
Memindahkan
barang dari tempat kerja yang disebut put
away.
Dari
informasi tersebut, maka diketahui bahwa sebagian besar kegiatan produksi
merupakan kegiatan material handling
yang meliputi kegiatan mengangkat, mengangkut, dan menempatkan bahan-bahan ke
tempat pengerjaan. Bila pada bagian produksi terdapat kesalahan dalam
memindahkan barang, maka biaya material handling akan membengkak dan waktu
pemindahannyapun (handling time) akan
menjadi lebih lama.
Biaya material handling ini terdiri atas upah untuk orang yang memindahkan
bahan (material handler), biaya
investasi dari berbagai alat pemindahan barang yang digunakan, dan biaya-biaya
yang tidak bisa dipisahkan dan termasuk dalam biaya produksi untuk mengerjakan
produk hasilnya.
Bagian material handling perlu berkoordinasi dengan aspek produksi seperti
product design, plant lay out, production
planning, dan packing. Tugas-tugas
bagian material handling adalah sebagai berikut:
·
Mengadakan
penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana kegiatan material
handling dilakukan sehingga lebih efisien.
·
Merencanakan,
mengadakan pengujian dari perkembangan alat material
handling yang baru.
·
Memberikan
nasihat mengenai perbaikan cara pemindahan material dan dalam pemasangan
peralatan.
·
Mengikuti
pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan perlengkapan material handling.
Peralatan material handling yang biasanya
dipergunakan dalam suatu perusahaan dapat dibedakan dalam 2 macam. Yaitu:
·
Fix Path Equipment
Yaitu peralatan material handling yang sudah tetap
digunakan dalam suatu proses produksi dan tidak dapat digunaka untuk maksud
lain. Contoh: Derek, lift, dan ban
berjalan.
·
Varied Path Equipment
Yaitu peralatan material handling yang bersifat
fleksibel untuk berbagai macam tujuan dan tidak hanya untuk memindahkan satu
jenis barang. Contoh: bermacam-macam truk, forklift,
dan kereta dorong.
PERencanaAN
Kapasitas
Kapasitas memiliki banyak makna,
diantaranya adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi
dalam waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Kapasitas juga
dikatakan merupakan hasil produksi atau volume pemrosesan atau jumlah unit yang
dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah modal sehingga
memengaruhi sebagian besar biaya tetap.
Kapasitas juga menentukan apakah
permintaan dapat terpenuhi atau apakah fasilitas yang ada akan berlebih. Jika
fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitasnya akan menganggur dan akan
terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada. Jika
fasilitasnya terlalu kecil, pelanggan dan pasar secara keseluruhan akan hilang.
Maka, untuk mencapai tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi
yang tinggi, penetapan ukuran fasilitas sangat menentukan.
Untuk menciptakan keputusan yang
baik mengenai kapasitas, ada empat pertimbangan khusus yang perlu diperhatikan,
yaitu:
·
Ramalkan
permintaannya secara akurat.
·
Memahami
teknologi dan peningkatan kapasitas.
·
Temukan
tingkat operasi (volume) yang optimal.
·
Dibuat
untuk perubahan.
Jika permintaan
melebihi kapasitas, perusahaan dapat membatasi permintaan dengan menaikkan
harga, membuat penjadwalan dengan lead
time yang panjang (yang mungkin tak dapat diabaikan), dan menguragi bisnis
dengan keuntungan marginal.
Jika kapasitas
melebihi permintaan, perusahaan mungkin perlu merangsang permintaan melalui
pengurangan harga atau pemasaran yang agresif, atau mungkin menyesuaikan diri
terhadap pasar melalui perubahan produk.
·
Kapasitas Desain dan Kapasitas
Efektif
Kapasitas desain (design capacity) adalah output maksimum
sistem secara teoritis pada suatu periode waktu tertentu dengan kondisi yang
ideal. Persentase dari kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai disebut
utilisasi.
Kapasitas efektif (effective capacity) adalah kapasitas
yang diperkirakan dapat dicapai oleh sebuah perusahaan dengan keterbatasan
operasi yang ada sekarang, atau kapasitas yang diperkirakan dapat dicapai
dengan bauran produk, metode penjadwalan, pemeliharaan, dan standar kualitas
tertentu. Persentase dari kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai
disebut efisiensi.
Untuk menentukan
kapasitas yang harus dimiliki oleh sebuah fasilitas untuk mendapatkan
keuntungan, maka perlu menggunakan analisis titik impas. Titik impas (break-even point) adalah titik di mana
total biaya sama dengan total keuntungan.
Elemen-elemen dalam
analisis titik impas adalah sebagai berikut:
·
Biaya
tetap. Merupakan biaya yang akan tetap ada walaupun tidak ada satupun unit yang
diproduksi.
·
Biaya
variabel. Merupakan biaya yang bervariasi sesuai dengan banyaknya unit yang
diproduksi.
·
Kontribusi.
Merupakan perbedaan antara harga jual dan biaya variabel. Laba bersih hanya
diperoleh saat kontribusi total melebihi biaya tetap total.
·
Fungsi
pendapatan.
Grafik
di atas memperlihatkan gambar titik impas dasar. Terdapat titik impas di
perpotongan antara total biaya dan total pendapatan, kerugian di sebelah kiri
titik impas, dan keuntungan di sebelah kanan titik impas.
Rumus yang berkaitan dengan titik
impas dalam unit ini dan dolar ditunjukkan di bawah ini:
BEPx = Titik impas dalam unit
BEP$ = Titik impas dalam dolar
P = Harga per unit (setelah semua
potongan)
x = Jumlah unit yang diproduksi
TR = Pendapatan total = Px
F = Biaya tetap
V = Biaya variabel per unit
TC = Biaya total = F + Vx
Titik
impas terjadi karena total biaya = total pendapatan. Oleh karena itu:
TR = TC atau Px = F + Vx
Untuk
menemukan nilai x, diperoleh:
Perusahaan
menentukan biaya tetapnya adalah $ 10.000 pada periode ini. Biaya tenaga kerja
langsung $ 1,50 per unit dan biaya bahan baku $ 0,75 per unit. Harga jual $
4,00 per unit. Hitung titik impas dalam dollar dan unitnya!
Setelah
analisis titik impas dilakukan, dianalisis, dan dipertimbangkan layak,
keputusan jenis dan kapasitas peralatan yang diperlukan dapat diambil.
Jika kebutuhan kasapsitas bergantung
pada suatu ketidakpastian yang sifatnya signifikan, maka model probabilistiknya
mungkin saja tepat. Teknik untuk membuat keputusan perencanaan kapasitas yang
sukses dengan permintaan yang tidak pasti adalah teori keputusan yang meliputi
penggunaan pohon keputusan.
Pohon keputusan membutuhkan
identifikasi alternatif dan berbagai keadaan. Untuk situasi perencanaan
kapasitas, keadaannya biasanya merupakan permintaan masa depan atau kondisi yang
disukai pasar. Contoh:
Alternatif:
1. Tidak melakukan apapun
2. membangun sebuah pabrik kecil
3. membangun sebuah pabrik sedang
4. membangun sebuah pabrik besar
Pabrik
ini akan digunakan untuk memproduksi baju seragam jenis baru, dan saat ini kemampuan
pasar produk ini belum diketahui. Jika sebuah pabrik besar dibangun dan
terdapat pasar yang menguntungkan, laba diperkirakan $100.000, jika terdapat
pasar yang merugikan, rugi diperkirakan $90.000. Untuk pabrik berukuran sedang,
jika terdapat pasar yang menguntungkan, laba diperkirakan $60.000, jika
terdapat pasar yang merugikan, rugi diperkirakan $10.000. Untuk pabrik
berukuran kecil, jika terdapat pasar yang menguntungkan, laba diperkirakan
$40.000, jika terdapat pasar yang merugikan, rugi diperkirakan $5.000. Penelitian pasar terkini mengindikasikan
terdapat kemungkinan sebesar 0,4 bahwa pasar menguntungkan, dan kemungkinan
pasar akan merugikan sebesar 0,6. Maka dengan informasi di atas, dapat dipilih alternatif
yang akan menghasilkan nilai uang yang diperkirakan (expected monetary value, EMV) yang maksimal. Untuk itu, kita buat
pohon keputusan dan hitung EMV untuk setiap cabang:
EMV
(pabrik besar) = (0,4 x $100.000) +
(0,6 x -$90.000) = - $14.000
EMV
(pabrik sedang) = (0,4 x $60.000) + (0,6 x
-$10.000) = + $18.000
EMV
(pabrik kecil) = (0,4 x $40.000) +
(0,6 x -$5.000) = + $13.000
EMV
(tidak melakukan apa-apa) =
$0
Berdasarkan
EMV, pabrik berukuran sedang harusnya didirikan.
Daftar
Pustaka
Assauri, Sofjan. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Empat. Jakarta: FEUI.
Buffa, Elwood S. 1991. Manajemen Operasi Modern Jilid 1 Edisi Ke Tujuh. Jakarta: Erlangga.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2009. Manajemen Operasi Buku 1 Jilid 9. Jakarta:
Salemba Empat.
Schroeder, Roger G. 1994. Manajemen Operasi Jilid 2 Edisi Ke Tiga. Jakarta: Erlangga.
Franklin, Moore G. dan Thomas E. Hendrick. 1980. Production/Operations Management Eight
Edition. United States: Richard D. Irwin, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar