Analisis Jurnal
“Arus
Modal dan Krisis Pasar Modal: Ekonomi Sederhana Sudden Stop “
Bank dan Lembaga Keuangan 2
Disusun oleh:
Wanda Anindita
(27211355)
Kelas:
SMAK05
Jurusan
Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas
Gunadarma
2013
1.
Tema: Arus Modal
dan Krisis Pasar Modal
Pengarang: Guillermo Calvo A.
Tahun: 1998
2.
Judul: Arus Modal dan Krisis Pasar Modal: Ekonomi Sederhana Sudden Stop
3.
Latar Belakang
Masalah
Gejolak ekonomi pada
tahun-tahun sekitar tahun 1998 di negara berkembang dan tidak begitu berkembang telah menyebabkan
kebingungan para ahli ekonomi. Terjadinya Mecsico’s
Tequila Crisis dikatakan sebagai akibat dari adanya defisit fiskal dan transaksi
yang juga defisit pada tahun berjalan (CADs meksiko mencapai 8 persen dari PDB
pada tahun 1994, dan meningkat menjadi 9 persen pada tahun 1995). Tequila membawa kembali kenangan dari
1982 mengenai penangguhan pembayaran Meksiko dan masalah utang internasional yang kemudian
terjadi. Dapat
dikatakan bahwa CADs tinggi dan
tingkat tabungan rendah merupakan masalah
besar Meksiko.
Namun krisis Asia
1997-1998 menimbulkan keraguan serius
tentang relevansi pendapat tadi. Berbeda dengan
Meksiko dan Amerika Latin lainnya (kecuali Chile), negara-negara Asia memiliki tingkat tabungan yang tinggi dan dalam beberapa
kasus memiliki CADs rendah (Indonesia) dan surplus besar
(Taiwan). Namun yang
membingungkan para ahli ekonomi adalah krisis Asia
justru
kelihatan lebih dalam dan lebih lama dibandingkan
dengan Tequila.
Akibat hal tersebut, banyak ahli mengungkapkan pendapat
mereka. Di satu sisi, masih ada banyak tokoh mengklaim bahwa CADs adalah penyebab utama (karena CAD Thailand tinggi). Pada sisi lain, floaters mengklaim bahwa kesalahan ada pada fleksibilitas nilai tukar. Alasannya
adalah karena
nilai tukar telah sangat mendevaluasi setelah krisis.
4.
Masalah
Masih
banyak
kebijaksanaan akuntansi dasar yang belum
dimanfaatkan. Secara khusus, Calvo akan menggunakannya untuk mendiskusikan
mekanisme sudden stop pada arus modal
masuk dan menunjukkan bahwa hal ini bisa memiliki efek merusak yang besar
terhadap perekonomian, memvalidasi dugaan lemah yang mungkin menyebabkan
istilah sudden stop. Calvo akan menunjukkan bahwa tidak perlu mempertanyakan solvabilitas negara dalam rangka dugaan self-fulfilling.
Meskipun struktur jatuh tempo utang dan mata uang adalah
penting, Calvo akan menunjukkan
bahwa krisis pasar modal bisa terjadi
meskipun sebagian arus modal masuk merupakan investasi asing
langsung.
Untuk tujuan memperingati. Jurnal ini bertujuan
untuk meletakkan beberapa mekanisme dasar dimana sudden
stop dapat memicu krisis, termasuk mekanisme peralamalan self-fulfilling yang membantu untuk
merasionalisasi sudden stop. Jurnal
ini juga menyediakan
kerangka kerja yang dapat digunakan untuk memprediksi krisis sudden stop.
5.
Metodologi
a.
Data
Jurnal ini merupakan
jurnal penelitian baru (sendiri) yang tidak mencantumkan teori dari jurnal lain
kecuali jurnal sebelumnya yang juga merupakan hasil penelitannya yaitu Calvo dan Mendoza
(1997). Sehingga penelitian jurnal
ini dilakukan dengan menyampaikan dugaan-dugaan lalu membuktikannya dengan mengambil
contoh kondisi / pengalaman nyata mengenai krisis atau kondisi perekonomian
berbagai negara di dunia seperti Amerika Latin, Argentina, India, Indonesia,
Korea, Meksiko, Selandia Baru, Taiwan, Thailand, Uni Soviet, dan Venezuela.
Jurnal ini juga menggunakan model eksplisit dan implisit yang mencantumkan beberapa kesetimbangan atau persamaan.
b.
Variabel
Seperti yang telah
dikatakan bahwa jurnal ini menggunakan model eksplisit dan implisit yang mencantumkan beberapa kesetimbangan atau persamaan. Persamaan tersebut yaitu:
KI = CAD
CAD = Z – GNP = Z* – GDP* - NFTA
KI = CAD+ RA
KI =
Arus modal masuk
CAD = Defisit neraca tahun berjalan
Z =
Permintaan agregat
Z* =
Permintaan tradables
GNP
= Produk nasional bruto
GDP* = Produk domestik bruto tradables
NFTA = Faktor neto transfer luar negeri (net factor transfers abroad)
RA =
Akumulasi cadangan devisa per unit waktu
Model yang ada kemudian dikaitkan dalam
memberikan dugaan, gambaran, penjelasan, dan pembuktian.
6.
Hasil
Jurnal ini membahas
secara luas masalah-masalah yang telah disebutkan diatas dan memperoleh hasil
sebagai berikut:
·
Ayunan negatif tinggi arus modal masuk (dari pasar modal maupun bukan pasar modal) atau
sudden stop berbahaya karena dapat mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan sumber daya manusia dan saluran kredit lokal.
·
Besar defisit neraca berjalan yang berbahaya secara
independen karena bagaimana mereka
dibiayai akan dipertanyakan. Hal ini karena
untuk menjaga defisit transaksi berjalan yang sama, "uang baru" sangat diperlukan dan hal ini sulit untuk didapatkan saat sudden stop.
·
Jika efek negatif dari
pemotongan aliran modal cenderung meningkat
dan semakin
tinggi marginal propensity untuk
dibelanjakan pada nontradables, maka asumsi konsumsi akan lebih nontradable-intensif daripada investasi,
saham konsumsi yang dibiayai oleh arus modal akan lebih tinggi, dan semakin kuat kemungkinan akan dampak negatif dari sudden stop di masa depan.
·
Pendanaan jangka
pendek (obligasi jangka pendek) mungkin menambah risiko sudden stop tersebut sejauh mereka berkontribusi untuk
menghasilkan penurunan besar dalam arus
modal masuk.
Jurnal ini juga memberikan saran kebijakan untuk
menangani masalah yang terkait di dalam jurnal ini., yaitu:
·
Sektor keuangan berada di tengah-tengah aksi dan
langsung, atau tidak langsung, harus
menjadi kunci
untuk solusi.
·
Kontrol
(internasional) arus modal tidak bisa efektif kecuali mereka disertai dengan
peraturan yang sesuai dari dalam negeri suatu
pasar
modal.
·
Kebijakan sektor keuangan harus mencakup sistem keuangan
secara keseluruhan, termasuk transaksi dalam negeri, terutama yang dilakukan
melalui lembaga-lembaga yang berada di bawah pengawasan dari bank sentral.
·
Sistem finansial
tertutup dan terbelakang (misalnya, India) tidak harus didorong untuk meliberalisasi sektor keuangan dalam satu gerakan. Reformasi keuangan
harus bertahap dan tidak boleh
melebihi pembiayaan ekuitas. Pembuat kebijakan harus mengawasi perusahaan rasio
leverage (yaitu, rasio obligasi /
saham).
·
Sistem finansial terbuka
(misalnya, Argentina dan Selandia Baru) harus disimpan dengan baik dan harus dilengkapi dengan
aturan besi berlapis yang membuat negara stabil (Dewan Mata Uang Argentina adalah contoh yang baik).
·
Liberalisasi keuangan menghasilkan arus modal besar
dari konsumen untuk perusahaan-perusahaan yang karena
informasi yang terbatas cenderung mengambil bentuk kredit jangka pendek. Dengan
demikian, arus ini harus cepat dikembalikan dan dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang serius.
Selain itu, liberalisasi keuangan dapat menghasilkan (internasional) arus modal
masuk besar melalui repatriasi modal, dengan potensi bahaya yang sama.
·
Peraturan kepailitan
yang efisien adalah penting untuk mencegah krisis likuiditas yang dapat menghancurkan sember daya manusia spesifik yang besar.
·
Mengimbangi standar kebijakan
moneter dan fiskal mungkin banyak gunanya
sebagai kebijakan
pasca krisis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar